Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/04/2023, 12:00 WIB
Penulis Kiki Safitri
|

JAKARTA, KOMPAS.com – Menjalani usaha di bidang fashion muslim, saat ini mulai bangkit dari keterpurukan. Ditambah jumlah masyarakat muslim yang meningkat, bisnis fashion muslim juga semakin diminati lantaran desain-desainnya yang semakin menyesuaikan dengan perkembangan mode.

Fahmi salah seorang pemilik dan juga CEO dan Founder Fatih Indonesia menceritakan, jatuh bangun dirinya di dunia fashion busana muslim. Dulunya, Fatih merupakan penjahit, dan sekarang ia mampu membuka lapangan pekerjaan untuk para penjahit lokal.

Fatih Indonesia, didirikan oleh Fahmi Hendrawan pada tahun 2015, menawarkan berbagai baju muslim laki-laki dengan unsur batik khas Indonesia. Dalam perjalanannya, ia menungkapkan ada banyak sekali tantangan yang dihadapi.

Baca juga: Cerita Sukses SukkhaCitta Tekuni Slow Fashion hingga Mampu Berdayakan Petani Kapas dan Perajin

Namun dengan berbekal konsistensi dan passion dalam menajlankan usahanya. Ia optimis bisnisnya akan meraup kesuksesan, di sisi lain ia juga berharap para penjahit yang saat ini bekerja dengannya tidak kesepian orderan.

“Nama Fatih Indonesia diambil dari surat Al-Fatihah yang berarti pembuka. Saya berharap bisnis ini bisa menjadi pembuka rezeki saya dan karyawan sekaligus pembuka identitas Indonesia di kancah fashion global,” ujar Fahmi di Jakarta, Jumat (31/3/2023).

Berawal dari berjualan offline, kini Fahmi kini berhasil memberdayakan sekitar 30 karyawan termasuk penjahit batik artisan di Garut, Tasikmalaya, Solo dan Bengkulu–lewat bisnis yang ia bangun.

Baca juga: Kisah Wearing Klamby, dari Dagang Baju “Preloved”, Ikut London Fashion Week, hingga Jual 10.000 Baju dalam 30 Menit

 


Adapun beberapa tips dari Fahmi, bagi kamu yang ingin memulai usaha fashion muslim:

1. Konsistensi

Hal pertama dalam memulai bisnis, tak hanya bisnis fashion muslim saja, adalah konsistensi. Dengan konsistensi dalam membangun brand awareness, maka perlahan-lahan produkmu juga akan dikenal oleh masyarakat, dan menjadi nilai tambah, jika produk yang dihasilkan bagus dan berkualitas, pastinya masyarakat ingin membeli produk yang kamu jual.

“Pertama, harus konsisten dengan apa yang kita jual. Kalau kita konsisten, orang dari mulai aware, akan action untuk membeli. Yang lainnya (bisnis lain) juga begitu, dengan konsisten pada DNA yang kita punya, kita akan bertahan dan memilik pasarnya,” ungkap Fahmi.

Baca juga: Jadi Kebangkitan Ekonomi Kreatif, Apa Untungnya jika Citayam Fashion Week Miliki HAKI?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+