HONGKONG, KOMPAS.com - Ancaman deflasi di China dinilai semakin menunjukkan tingkat yang menkhawatirkan. Pasalnya, harga konsumen tumbuh pada besaran paling lambat dalam dua tahun terakhir.
Indikator ini menunjukkan lemahnya permintaan domestik dan jalan panjang menuju pemulihan ekonomi penuh China.
Dilansir dari CNN, indeks harga konsumen naik hanya sebesar 0,1 persen secara tahunan pada April 2023.
Baca juga: Argentina Kini Tinggalkan Dollar AS, Beralih ke Yuan China
Biro Statistik China melaporkan, angka tersebut jadi yang paling rendah sejak Februari 2021.
Padahal pertumbuhan harga konsumen pada bulan Maret sebesar 1 persen, dan bulan Februari sebesar 0,7 persen.
Di sisi lain, indeks harga produsen yang mengukur harga pabrik turun 3,6 persen. Catatan ini menandai kontraksi terbesar dalam 3 tahun.
Baca juga: Belajar dari Pencapaian Gelombang Baru China
Sedikit catatan, angka tersebut merupakan penurunan ketujuh kali secara berturut-turut.
Harga yang stagnan atau jatuh itu tetap terjadi meskipun Bank Rakyat China telah memangkas suku bunga.
Bank Sentral China tersebut juga telah memompa uang tunai ke dalam sistem keuangan untuk meningkatkan perekonomian.
Baca juga: Kereta Cepat Terjerat Utang China, Siapa yang Akan Membayarnya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.