KITA banyak menemukan kondisi terminal pada hampir semua tipe, tidak berfungsi (optimal). Berbagai upaya untuk mengaktifkan teminal seperti menemui jalan buntu.
Mulai dari memperbaiki terminal sehingga terlihat lebih menarik hingga memperbesar area layanan terminal. Namun hal itu tidak juga kunjung membuat terminal-terminal itu menjadi growth center area di kawasan.
Bahkan ada fenomena di mana terminalnya sepi, tetapi muncul pool bus di sekitarnya yang sangat ramai dan aktif.
Atau muncul beberapa “terminal bayangan” atau tempat bus atau angkot/angdes “ngetem” pada titik lokasi tersebut. Akibatnya, jalanan macet.
Namun pertokoan atau kegiatan perdagangan jasa di sekitarnya menjadi tumbuh dan bahkan cenderung berkembang.
Ada apa dengan terminal resmi kita sehingga “ditinggalkan”? Sudah pasti, memang harus ada yang diperbaiki pada sisi pengelolaan terminalnya.
Ada pendapat mengenai kesalahan dalam penentuan lokasi terminal yang tidak lagi efektif dan harus dipindah.
Mahzab terakhir ini, tentang pemindahan terminal, telah banyak dipakai dan akhirnya ada terminal baru yang dibangun. Tapi hasilnya sama saja. Terminal baru tersebut tidak juga aktif dan efektif. Tetap saja ada tempat mangkal dan ngetem di sekitarnya.
Melihat kondisi tersebut, perlu ada diskursus baru untuk menghidupkan terminal. Misalnya, menyerahkan pengelolaan terminal kepada perusahaan angkutan.
Sehingga perusahaan angkutan tersebut bisa menjadikan terminal sebagai bagian integral dari entitas bisnis mereka. Dengan begitu, terminal menjadi aktif dan angkutan mereka akan naik turun di terminal.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.