Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Virus Demam Babi Afrika di Batam, Kementan Lakukan Isolasi Wilayah

Kompas.com - 14/05/2023, 16:17 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertaninan (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan, virus demam babi Afrika atau African swine fever (ASF) hanya terjadi di Pulau Bulan, Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Oleh karenanya, pemerintah mengambil langkah tegas untuk mengisolasi wilayah tersebut.

Virus ASF ditemukan oleh Badan Pangan Singapura terhadap babi yang diimpor dari Batam. Virus tersebut ditemukan meskipun wilayah Pulau Bulan telah mendapatkan status bebas ASF.

"Itu (ASF) indikasinya menjurus ke positif. Karena itu isolasi wilayah kita lakukan total ya sambil melakukan intervensi vaksin," kata Syahrul, di Jakarta, Minggu (14/5/2023).

Baca juga: Kronologi Babi di Batam Terjangkit Virus ASF Versi Kementan

Walaupun hanya berada di Pulau Bulan, Syahrul mengakui, ekspor babi nasional menjadi terganggu. Pasalnya, Pulau Bulan menjadi salah satu wilayah utama pengekspor babi.

"Babi kita lebih banyak untuk ekspor dan itu cuma ada di satu pulau namanya Pulau Bulan," katanya.

Lebih lanjut Syahrul bilang, pemerintah tetap berhati-hati akan potensi penyebaran ASF ke wilayah lain. Menurutnya, saat ini virus yang sudah dinyatakan hilang, kembali bermunculan di berbagai negara.

"Kita enggak bisa pede karena memang di dunia ini sekarang virus itu lagi berputar," ucapnya.

Baca juga: Kementan Pastikan Virus Demam Babi Afrika Tidak Menular ke Manusia


Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pertanian tengah menginvestigasi jalur masuknya virus ASF di Pulau Bulan. Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan, Wisnu Wasisa Putra mengungkapkan, Pulau Bulan sebenarnya sudah ditetapkan sebagai kompartemen bebas ASF.

Peternakan babi di sana pun secara berkala sudah melakukan pengujian ASF yang dikirim ke Laboaratorium Veteriner Balai Veteriner Bukittinggi, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.

"Namun karena Singapura telah menyatakan babi hidup yang dikirim dari Pulau Bulan, Kepulauan Riau, Indonesia ke Singapura ditemukan terinfeksi ASF makanya mau kita selidiki," ujarnya.

Baca juga: Kementan Investigasi Jalur Masuknya Virus Demam Babi di Batam

"Kita juga lagi mencari jalur masuknya virus di Pulau Bulan. Karena perusahaan sudah melakukan bius ketat tetapi masih ada ASF dan jalurnya kan banyak bisa dari alat angkut, tenaga kerja, bisa dari tamu. Kita sedang lakukan investigasi jalurnya masuk dari mana," sambung Wisnu.

Lebih lanjut Wisnu mengatakan, pertama kalinya virus ASF masuk ke Indonesia terjadi pada 2019 silam. Meski demikian, Indonesia tetap menetapkan daerah mana saja yang kompartemen bebas ASF sesuai dengan standar kesehatan.

Oleh sebab itu, lanjut Wisnu, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian aktif melakukan pengujian ASF terhadap ternak babi yang akan dilalulintaskan dan aktif memberikan penguatan serum antibodi pada hewan yang sehat dan babi supaya tidak terjangkit virus demam babi Afrika.

Baca juga: Ancaman Flu Babi Afrika Bikin Pengusaha Panik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com