JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (15/5/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI, pukul 9.09 WIB, IHSG berada pada level 6.719,12 atau naik 11,36 poin (0,17 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.707,76.
Sebanyak 217 saham melaju di zona hijau dan 191 saham di zona merah. Sedangkan 215 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 656,82 miliar dengan volume 1,4 miliar saham.
Baca juga: IHSG Bakal Lanjut Melemah? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Bursa Asia pagi ini bergerak mixed dengan kenaikan Nikkei 0,46 persen (132,2 poin) pada level 29.520,6, dan Hang Seng Hongkong menguat 0,28 persen atau 54,82 poin di posisi 10.678,61. Sementara itu Shanghai Komposit melemah 0,52 persen (16,9 poin) pada posisi 3.255,22, dan Strait Times di level 3.206 atau turun 0,08 persen (2,5 poin).
Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, Wall Street berakhir merah. S&P 500 turun 0,16 persen ditutup pada level 4.124,08. Dow Jones Industrial Average merosot 8,8 poin, atau 0,03 persen dan berakhir pada 33.300,62. Nasdaq Composite juga terkoreksi 0,36 persen di level 12.284,74.
Sebelumnya, Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, hari ini IHSG diperkirakan akan melanjutkan koreksi menuju level support 6.667 dibentuk oleh Fibonacci retracement. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish pada IHSG.
“Hari ini IHSG diprediksi akan melanjutkan struktur koreksi wave b menuju support penting 6.667 yang dibentuk oleh Fibonacci retracement 61,8 persen dari wave a apabila hari ini menembus ke bawah 6.706,” kata Ivan dalam analisisnya.
Baca juga: Menutup Pekan, IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah
Pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.806 per dollar AS, atau turun 55 poin (0,37 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.751 per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena beberapa sentimen eksternal, seperti kekhawatiran krisis perbankan AS, yang memicu penguatan dollar AS dimana dollar sebagai aset safe haven.
Pelaku pasar juga masih menantikan hasil negosiasi kenaikan batas utang AS. Perlambatan ekonomi setelah data neraca perdagangan China bulan April juga menunjukan penurunan pertumbuhan ekspor dan impor.
“Rupiah masih berpeluang melemah terhadap dollar AS hari ini. Tapi di sisi lain, ekspektasi pasar soal Bank Sentral AS tidak akan menaikan suku bunga acuannya untuk sementara, bisa menjadi katalis untuk menahan penguatan dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Dari dalam negeri, data trade balance bisa menjadi pendorong penguatan untuk rupiah. Hasil surplus yang diimbangi kenaikan pertumbuhan ekspor bisa membantu penguatan rupiah. Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan melemah pada kisaran Rp 14.800 per dollar AS, support di kisaran Rp 14.700 per dollar AS.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.