LONDON, KOMPAS.com - Pakistan mengalami pertumbuhan ekonomi yang stagnan dan inflasi yang melonjak selama setahun terakhir.
Negara Asia Selatan beroenduduk 220 juta orang tersebut juga mencatat, rupee Pakistan terdepresiasi tajam dan cadangan mata uang asingnya menyusut.
Dilansir dari CNN, Pakistan sedang berjuang untuk mengimpor produk penting seperti makanan. Di sisi lain, kekhawatiran Pakistan gagal membayar utang telah mengintai selama berbulan-bulan.
Kekacauan politik di Pakistan terjadi saat negara bergulat dengan prospek ekonomi yang pesimistis.
Baca juga: Pakistan Krisis Ekonomi, Ratusan Orang Antre Tepung
Pertumbuhan ekonomi Pakistan melambat. Sementara, kekurangan dollar yang parah menghambat ekspor. Belum lagi, kelangkaan bahan makanan berkontribusi terhadap meroketnya harga.
Sebagai gambaran, inflasi Pakistan mencapai tingkat tahunan sebesar 36,4 persen pada bulan April.
Sedangkan, biaya makanan naik hampir 47 persen di daerah perkotaan dan lebih dari 52 persen di daerah pedesaan.
Direktur penelitian Perusahaan Keuangan Arif Habib Tahir Abbas menjelaskan, cadangan devisa di bank sentral sekitar 4,4 miliar dollar AS. Jumlah tersebut hanya cukup untuk menutupi ongkos satu bulan impor.
Bank Dunia menjelaskan, krisis neraca pembayaran akan mengikis standar hidup masyarakat. Hal tersebut juga dapat meningkatkan angka kemiskinan dan mengurangi pendapatan rumah tangga yag sudah miskin.
Sementara itu, kemampuan Pakistan untuk mempertahankan pembayaran utangnya juga dipertanyakan.
Baca juga: Bos PLN Pastikan Indonesia Tidak Bakal Alami Pemadaman Listrik Massal Seperti Pakistan
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.