JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengalami gangguan pelayanan digital mulai Senin (8/5/2023).
Layanan sempat diakui pulih dalam beberapa hari, tetapi beberapa nasabah mengaku tetap mengalami gangguan.
Teranyar, Kelompok hacker LockBit diduga telah meretas jutaan data nasabah BSI. Mereka bahkan disebut telah menyebarkan data itu di pasar gelap internet atau dark web.
Bahkan, kelompok tersebut mengaku telah mengajukan tawaran sebesar Rp 295,61 miliar agar pihak BSI dapat menebus data nasabah.
Berikut ini adalah rangkuman peristiwa seputar BSI yang mengalami gangguan sistem layanan sampai dugaan serangan siber.
Baca juga: LPS: Simpanan Nasabah BSI Dijamin, Tapi...
Nasabah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengeluhkan sejumlah layanan yang tidak dapat digunakan sejak Senin (8/5/2023) pagi.
Nasabah tidak dapat melakukan transaksi dengan BSI Mobile, mesin ATM, dan teller di kantor cabang bank.
Dalam pernyataaan di akun Instagram resminya, @banksyariahindonesia, manajemen BSI menjelaskan, error terjadi karena BSI tengah melakukan perawatan sistem. BSI pun meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi karena nasabah tidak bisa melakukan transaksi keuangan.
"Kami sampaikan saat ini BSI tengah melakukan maintenance sistem sehingga tidak dapat diakses sementara waktu dan akan kembali ke kondisi normal secepatnya," tulis manajemen BSI, dikutip pada Selasa (9/5/2023).
Baca juga: Hacker LockBit Diduga Curi Data Nasabah BSI, Minta Tebusan Rp 295,6 Miliar
Pada hari yang sama, BSI mengaku layanan perbankan BSI sudah pulih secara bertahap dan nasabah dapat bertransaksi kembali di kantor cabang dan ATM
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.