Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Merosot Tinggalkan Level 2.000 Dollar AS

Kompas.com - 17/05/2023, 09:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia merosot meninggalkan level 2.000 dollar AS pada akhir perdagangan Selasa (16/5/2023) waktu setempat atau Rabu pagi waktu Indonesia barat (WIB).

Pelemahan itu dikarenakan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tidak sesuai ekspektasi, dan adanya pernyataan hawkish dari pejabat bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang mendorong kemungkinan tertundanya penurunan suku bunga.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun 1,47 persen menjadi di level 1.990,89 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 1,38 persen ke level 1.994,70 dollar AS per ons.

Baca juga: Cara Investasi Emas di Pegadaian dan Untung Ruginya

Data terbaru AS menunjukkan peningkatan penjualan ritel di negara itu tidak sesuai harapan.

Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel naik 0,4 persen pada April 2023, lebih rendah jika dibandingkan dengan perkiraan kenaikan yang 0,8 persen.

Meski begitu, tren yang mendasari penjualan ritel tetap solid, sehingga mendorong kenaikan dollar AS dan membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS atau U.S Treasury 10 tahun ke level tertinggi dalam dua minggu.

Sementara itu, beberapa pejabat The Fed memberikan komentar yang hawkish pada Senin kemarin.

Baca juga: Investasi Emas Fisik Vs Emas Digital, Pilih Mana?


Presiden Richmond Fed Thomas Barkin mengatakan, pihaknya "nyaman" dengan menaikkan suku bunga lebih lanjut jika memang diperlukan untuk menurunkan laju inflasi.

Ketua Fed Cleveland Loretta Mester juga mengatakan, bank sentral AS belum pada titik di mana dia dapat mempertahankan suku bunga stabil untuk jangka waktu tertentu.

"Kami perlu melihat lebih banyak tanda-tanda pivot dari The Fed, dan kami belum sepenuhnya melihatnya," ujar Craig Erlam, Analis Pasar Senior di Oanda.

Seperti diketahui, emas sangat sensitif terhadap kebijakan suku bunga. Tren suku bunga yang tinggi akan meredupkan daya tarik logam kuning tersebut.

Sebab, ketika suku bunga naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Baca juga: Simak 4 Tips Investasi Emas untuk Investor Pemula

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com