Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Melaju di Zona Hijau, Rupiah Tertekan

Kompas.com - 17/05/2023, 09:32 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/5/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.16 WIB, IHSG berada pada level 6.696,06 atau naik 19,4 poin (0,29 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.767,56.

Sebanyak 207 saham melaju di zona hijau dan 197 saham di zona merah. Sedangkan 228 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,01 triliun dengan volume 1,8 miliar saham.

Baca juga: IHSG Bakal Lanjut Melemah? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Bursa Asia pagi ini bergerak mayoritas merah dengan penurunan Hang Seng Hongkong 0,41 persen (81,14 poin) pada level 19.897,1, Shanghai Komposit melemah 0,34 persen (11,1 poin) pada posisi 3.279,89, dan Strait Times juga terkoreksi 19,3 poin (0,63 persen) di posisi 3.194,21. Sementara itu Nikkei menguat 0,71 persen (212,5 poin) di level 30.055,5.

Sedamngkan pada penutupan perdagangan Selasa (16/5/2023) waktu New York, Wall Street ditutup merah. Dow Jones Industrial Average ditutup di bawah rata-rata 50 hari untuk pertama kalinya sejak 30 Maret dengan penurunan 336,46 poin, atau 1,01 persen menjadi 33.012,14. S&P 500 melemah 0,64 persen menjadi 4.109,90. Sementara Nasdaq terkoreksi 0,18 persen menjadi 12.343,05.

Sebelumnya, William Hartanto Founder WH Project mengatakan, secara teknikal pola candlestick hammer pada perdagangan 2 hari sebelumnya, telah menyelesaikan “tugasnya” memberikan indikasi penguatan pada IHSG dan berakhir terbatas.

Baca juga: BMoney Luncurkan Fitur Penjualan Saham, Targetkan 1 Juta Investor SID


“IHSG masih dalam tren melemah dan telah mengkonfirmasi pola dalam jangka waktu yang lebih panjang, yaitu head & shoulders. Pola ini terkonfirmasi sejak IHSG menurun di bawah 6.700,” kata William.

Adapun pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.10 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.878 per dollar AS, atau turun 58 poin (0,39 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.820 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah didorong oleh sentimen data ekonomi AS membaik dan petinggi Bank Sentral AS tidak mendukung pemangkasan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Baca juga: IHSG Bakal Lanjut Melemah? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

"Rupiah berpeluang melemah lagi terhadap dollar AS hari ini. Pelaku pasar juga masih mewaspadai potensi gagal bayar utang AS meskipun pembicaraan mengenai kenaikan batas atas utang dikabarkan mengalami kemajuan tapi kesepakatan belum terjadi. Kekhwatiran ini mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman dollar AS," kata Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, membaiknya data pertumbuhan ekonomi Jepang kuartal pertama yang positif 1,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang turun 0,1 persen memberikan bisa sentimen positif ke aset berisiko.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini bisa melemah pada kisaran level Rp 14.850 per dollar AS sampai dengan Rp 14.880 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 14.800 per dollar AS.

Baca juga: Saham BSI Tetap Menguat meski Layanan Sempat Error Berhari-hari

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com