TANGERANG, KOMPAS.com – Ramai di sosial media, beberapa karyawan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) berhenti bekerja atau resign dalam waktu yang singkat, bahkan hanya mampu bertahan kurang dari seminggu. Beberapa mengaku hal tersebut terpaksa dilakukan karena tak sanggup membayar ganti rugi barang yang hilang.
Merespons hal tersebut, Anggara Hans Prawira, Presiden Direktur AMRT mengatakan, pihaknya tidak menutup mata tentang adanya masalah tersebut di lingkungan pekerja Alfamart. Namun demikian, ia memastikan jumlah karyawan yang resign akibat alasan tersebut tidak banyak,
“Saya pikir kalau dibilang banyak kita masih berada di batas yang rendah. Angkanya berapa saya enggak ingat persis. Kita juga enggak menutup mata dengan sosial media seolah enggak terjadi, tapi hal itu tidak banyak,” kata Anggara di Tangerang, Rabu (17/5/2023).
Baca juga: Tidak Gratis, Ini Syarat dan Biaya jika Berjualan di Depan Alfamart
Anggara membenarkan, bahwa memang secara regulasi di perusahaan ataupun perusahaan retail lainnya, mengharuskan karyawan untuk mengganti barang yang hilang. Namun, hal ini memiliki batas toleransi, yang juga telah disetujui karyawan saat menandatangani perjanjian kerja.
“Banyak karyawan yang resign karena harus ganti barang hilang, memang betul bahwa di perusahaan kita ataupun di perusahaan retail juga pasti ada yang namanya batas toleransi, dan kalau hilangnya sangat besar, dan lewat batas toleransi, ada kewajiban karyawan untuk mengganti,” ungkapnya.
“Memang itu ada policy yang juga sudah disetujui oleh karyawan saat masuk, dan bukannya dia enggak tau. Tapi (penggantian) ada batas toleransinya yang wajar, jika (terlalu besar) artinya ini tidak wajar, apakah dia memang kurang paham dan harus diperbaiki, atau memang ada fraud secara internal,” lanjutnya.
Baca juga: Alfamart Tebar Dividen Tunai Sebesar Rp 999 Miliar dari Laba Bersih Tahun 2022
Namun demikian, Anggara memastikan bahwa pihaknya bersikap koperatif terhadap masalah tersebut. Dia mengatakan, pihaknya sangat terbuka, jika memang karyawan merasa tidak bersalah dan menunjukkan bukti-bukti, seperti misalnya ada barang yang dicuri konsumen.
“Kita punya datanya semua. Kita juga tidak mengeneralisasi. Kalau ada selisih besar, pasti kita bebankan. Buktikan saja ada apa, permasalahannya seperti apa, kalau dibuktikan (misal) dari CCTV, ada konsumen yang ambil barang, kita ya enggak bebankan ke karyawan,” tegas dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.