Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Ditutup di Zona Hijau, S&P 500 Melonjak 1,5 Persen

Kompas.com - 19/05/2023, 07:15 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham AS atau Wall Street ditutup di zona hijau pada akhir perdagangan Kamis (18/5/2023) waktu setempat. Pergerakan saham di Wall Steet dibayangi oleh negosiasi kesepakatan utang AS untuk menghindari posisi default atau gagal bayar.

S&P 500 naik 0,94 persen (39,28 poin) pada level 4.198,05. Nasdaq berakhir di posisi 12.688,84 atau melonjak 1,5 persen, dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 115,14 poin, atau 0,34 persen, ditutup pada 33.535,91.

Kenaikan indeks pada hari Kamis mendorong kenaikan mingguan. Nasdaq memimpin kenaikan sebesar 3,3 persen, S&P 500 dan Dow mengakhiri minggu masing-masing naik 1,8 persen, dan 0,7 persen.

Baca juga: Negosiasi Plafon Utang AS Belum Jelas, Wall Street Berakhir Merah

Ketua DPR Kevin McCarthy mengatakan pada hari Kamis bahwa dia optimis negosiator kongres dapat mencapai kesepakatan pada waktunya untuk pemungutan suara DPR minggu depan.

“Saya melihat jalan di mana kita bisa mencapai kesepakatan. Saya pikir kami memiliki struktur sekarang dan semua orang bekerja keras,” kata McCarthy dikutip dari CNBC

Komentar itu muncul hanya dalam dua minggu sebelum tenggat waktu 1 Juni, yang merupakan hari dimana AS bisa gagal bayar, menurut Menteri Keuangan Janet Yellen. Jeff Kilburg, CEO KKM Financial, mengatakan para investor telah mampu meneliti beberapa progres seputar negosiasi plafon utang.

“Saya pikir plafon utang secara pribadi banyak dibicarakan, tapi saya pikir investor dan bahkan pedagang kesulitan mengabaikannya,” kata Kilburg.

“Saya memiliki optimisme di pasar, bahwa kami akan menemukan cara untuk maju. Pemerintah AS tidak akan pernah benar-benar ingin mencapai posisi default,” tambahnya.

Baca juga: Sederet Bencana Keuangan jika AS Gagal Bayar Utang


Raksasa ritel Walmart membantu pergerakan pasar dengan kenaikan 1,3 persen di belakang laporan keuangan yang kuat. Perusahaan mengalahkan perkiraan Wall Street dimana laba per saham dan pendapatan pada kuartal pertama akan meningkatkan harapannya untuk kinerja setahun penuh.

Tetapi sentimen investor sedikit tertahan setelah Presiden Fed Dallas Lorie Logan mengatakan data ekonomi terbaru tidak memperdebatkan jeda dalam kenaikan suku bunga. Dia mencatat keputusan kebijakan Juni akan didasarkan pada inflasi dan data ketenagakerjaan yang belum dirilis.

"Karena pasar keuangan fokus pada negosiasi plafon utang, Fed sepertinya akan ditugaskan untuk mengirim pesan ke pasar," kata Quincy Krosby, kepala strategi global di LPL Financial.

“Pesannya, bahwa Fed saat ini, tidak memiliki rencana untuk memangkas suku bunga tahun ini, tetapi ada potensi kenaikan suku bunga lainnya dapat dilakukan pada pertemuan 13-14 Juni,” lanjut Krosby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com