Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pegadaian Syariah dan Bedanya dengan Konvensional

Kompas.com - 20/05/2023, 16:20 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Pegadaian Syariah mungkin masih asing bagi sebagian orang. Sebagaimana pada perbankan syariah, Pegadaian Syariah adalah layanan gadai yang tidak mengenal riba atau bunga berbunga.

Pegadaian syariah adalah salah satu unit bisnis dari PT Pegadaian (Persero). Perbedaan Pegadaian syariah dan konvensional terletak pada penerapan bunga pinjaman.

Di mana produk Pegadaian syariah menggunakan akad yang diperbolehkan dalam syariah Islam. Riba atau prinsip bunga berbunga selama ini memang diharamkan dalam Islam.

Dilihat dari banyak produk pinjaman Pegadaian syariah sebagaimana dilihat pada laman resmi Pegadaian, akad yang cukup banyak digunakan adalah akad mu'nah.

Baca juga: Ini Jenis-jenis Pinjaman dan Bunga di Pegadaian Terbaru

Mu’nah dalam akad Pegadaian syariah adalah biaya pemeliharaan gadai (rahn) yang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari taksiran barang jaminan gadai (marhun).

Prinsip syariah mu'nah ini juga legal dan banyak diterapkan pada lembaga-lembaga keuangan lainnya yang berbasis syariah di Indonesia serta diatur dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002 Tentang Rahn.

Perbedaan Pegadaian Syariah dan Konvensional

Pada dasarnya, perbedaan Pegadaian syariah dan konvensional adalah pada akadnya. Kebanyakan, dasar hukum pegadaian syariah adalah menggunakan akad Mu'nah rahn.

Dalam Bahasa Arab, rahn memiliki arti ketetapan atau kekekalan. Rahn juga bisa diartikan sebagai barang agunan alias jaminan (barang yang digadaikan). Istilah lain dari rahn adalah al-hasbu.

Sementara dalam prinsip syariah yang digunakan dalam akad gadai, ar-rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya.

Baca juga: Cara Investasi Emas di Pegadaian dan Untung Ruginya

Pihak yang menerima atau menahan jaminan, bisa memungut sesuatu (biaya) kepada peminjam yang dalam akad digunakan sebagai biaya penitipan atau biaya pemeliharaan sesuai kesepakatan bersama.

Ada beberapa perbedaan Pegadaian syariah dan konvensional. Namun paling mencolok, beda Pegadaian syariah adalah pada akad yang digunakan.Tribun/Justang Ada beberapa perbedaan Pegadaian syariah dan konvensional. Namun paling mencolok, beda Pegadaian syariah adalah pada akad yang digunakan.

Akad Pegadaian syariah

Apa itu Pegadaian syariah dan bagaimana akadanya?

Dikutip dari makalah berjudul Gadai Syariah dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Fiqih Muamalah karya Mardanis, disebutkan berdasarkan hukum Islam, pegadaian merupakan suatu tanggungan atas utang yang dilakukan apabila pengutang gagal menunaikan kewajibannya dan semua barang yang pantas sebagai barang dagangan dapat dijadikan jaminan.

Barang jaminan itu baru boleh dijual/dihargai apabila dalam waktu yang disetujui kedua belah pihak, utang tidak dapat dilunasi oleh pihak yang berutang.

Oleh sebab itu, hak pemberi piutang hanya terkait dengan barang jaminan, apabila orang yang berutang tidak mampu melunasi utangnya.

Ar-Rahn dalam Pegadaian syariah adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, barang yang ditahan tersebut harus memiliki nilai ekonomis.

Baca juga: Untung Rugi Membeli Emas Dinar untuk Investasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com