Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Pulang ke Tanah Air, Dai Ambassador Dompet Dhuafa Adakan Sarasehan dan Evaluasi

Kompas.com - 21/05/2023, 20:34 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 24 dai Dompet Dhuafa menyebar ke 12 negara untuk melakukan misi dakwah Islam selama lebih dari satu bulan pada Ramadhan 1444 Hijriah/2023.

Setelah mereka pulang ke Tanah Air, Departemen Layanan Dakwah Dompet Dhuafa kembali mengumpulkan para dai itu pada acara Sarasehan dan Evaluasi Dai Ambassador 2023 di Hotel Amaris La Codefin, Kemang, Jakarta Selatan, pada Rabu (17/5/2023) dan Kamis (18/5/2023).

Acara bertema “Next Dakwah Dompet Dhuafa” itu merupakan halalbihalal Idul Fitri 1444 Hijriah para dai Dompet Dhuafa.

Pada kesempatan tersebut, Sales Officer (SO) Layanan Dakwah Dompet Dhuafa Ahmad Pranggono menyampaikan, program Dai Ambassador sudah berjalan selama 10 tahun. Hingga saat ini, program ini masih terus berjalan dan berkembang.

Setidaknya terdapat tiga faktor misi dakwah Dompet Dhuafa pada program itu, yaitu dakwah islamiyah, dakwah wathoniyah indonesia, dan dakwah ziswaf.

Baca juga: Selama Ramadhan, Dompet Dhuafa Himpun Dana hingga Rp 114,7 Miliar

“Tiga hal tersebut dikemas dalam sebuah Program Dai Ambassador. Pada pelaksanaannya, mereka tidak hanya melakukan dakwah, tapi juga melakukan workshop. Program ini juga mengenalkan pendekatan filantropi Islam serta membuka layanan untuk konsultasi, baik individu maupun keluarga,” ujar Ahmad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (21/5/2023).

Sebagai informasi, program Dai Ambassador telah membuahkan berbagai capain. Salah satunya adalah berhasil merangkul jamaah dengan total sebanyak 16.215 jamaah.

Adapun rincian sebaran jamaah Dai Ambassador, yakni 2.896 di Australia, 600 di Thailand, 1.680 di Filipina, 846 di Malaysia, 871 di Hongkong, 3.280 di Jepang, 846 di Malaysia, 1.515 di New Zealand, 178 di Kaledonia Baru, 892 di Prancis, 700 di Belanda, 949 di Timor Leste, serta 1.718 di Suriname.

Melalui evaluasi tersebut, Dompet Dhuafa akan merangkum hasilnya menjadi sebuah rekomendasi untuk meningkatkan program lanjutan. Nantinya, Layanan Dakwah Dompet Dhuafa akan menyelenggarakan program dakwah di luar bulan Ramadhan. Program ini dapat berupa Pusat Belajar Mengaji (PBM) ataupun international online course.

“Program tersebut akan menjadi lanjutan dari hasil sarasehan dan evaluasi ini,” katanya.

Di sela-sela acara, Dompet Dhuafa memberikan penghargaan kepada dai-dai paling aktif yang menulis perjalanan dakwahnya selama berada di negara penugasan. Tulisan-tulisan tersebut juga telah dimuat pada situs laman www.dompetdhuafa.org/kabar.

Baca juga: Bekali Pengetahuan Mitigasi Bencana, Dompet Dhuafa Gelar Pelatihan Jurnalis Siaga

Pada kesempatan sama, General Manager Departemen Dakwah, Budaya, dan Lingkungan Dompet Dhuafa Herman Budianto menyampaikan, program Dai Ambassador menjadi strategi Dompet Dhuafa dalam mengembangkan dakwah Islam di kancah internasional.

Program ini sekaligus menjadi strategi untuk menarik Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri supaya bersentuhan dengan Islam secara baik.

“Generasi anak-anak bangsa di luar negeri semakin banyak yang berbenturan dengan berbagai budaya-budaya luar. Dengan demikian, kami perlu tarik kembali mereka dengan dakwah-dakwah keislaman,” tutur Herman.

Herman menjelaskan, pada era disrupsi digital strategi dakwah harus diperbaiki dan diperbaharui sebab kecanggihan teknologi sudah lebih maju di luar negeri. Dengan demikian, strategi dakwah perlu diperbarui dengan metode-metode yang sesuai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com