JAKARTA, KOMPAS.com - Obligasi berwawasan hijau (green bond) yang diterbitkan oleh anak usaha PT Pertamina, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) senilai 400 juta dollar AS ramai diserbu investor dengan Oversubscribed 8,25 kali atau sekitar 3,3 miliar dollar AS.
Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Nelwin Adriansyah mengungkapkan dana tersebut akan digunakan untuk melakukan refinancing pada proyek pengembangan sumber daya panas bumi yang sebagai akses energi bersih yang ramah lingkungan dan juga terjangkau.
“Ini merupakan kepercayaan investor terhadap potensi investasi di sektor geothermal khususnya dan energi terbarukan (EBT) di Indonesia. Antusiasme yang tinggi ini juga semakin mengukuhkan komitmen kami dalam mengembangkan potensi energi hijau di Indonesia," kata Nelwin dalam siaran pers, Selasa (23/5/2023).
Baca juga: Pertamina Geothermal Terbitkan Green Bond Senilai Rp 5,9 Triliun
Adapun surat utang berwawasan hijau yang diterbitkan tersebut memiliki kupon 5,15 persen per tahun yang jatuh tempo pada 2028. Nantinya, dana tersebut juga akan digunakan untuk melunasi seluruh sisa utang jangka pendek sebesar 600 juta dollar AS yang akan jatuh tempo pada 23 Juni 2023.
Berdasarkan Moody's rating, PGEO berada di peringkat Baa3 (Stable). Sementara berdasarkan Fitch Rating PGEO memiliki rating BBB- (Stable). Ini menunjukkan bahwa perusahaan geotermal ini memiliki fundamental bisnis yang kuat, dengan nilai invetasi yang potensial di masa depan.
Di tahun ini, PGEO mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar 250 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,75 triliun. Jumlah tersebut naik 316,67 persen dari alokasi capex di tahun 2022.
Baca juga: Pertamina Geothermal Energy Bukukan Laba Bersih Rp 1,92 Triliun pada 2022
Penggunaan capex antara lain untuk peningkatan operasi wilayah kerja geotermal, pembangunan pembangkit listrik tambahan sebesar 55 MW di Wilayah Kerja Lumut Balai, serta pembangunan infrastruktur pendukung tambahan.
Adapun kontribusi wilayah kerja Lumut Balai unit II ditargetkan dapat mulai beroperasi secara komersial tahun 2024 mendatang. Dia menjelaskan, pihaknya akan berinvestasi sebesar 1,6 miliar dalam 5 tahun guna mendukung peningkatan kapasitas, dari 672 MW di tahun 2022 menjadi 1.272 MW di tahun 2027.
Baca juga: Capex 2023 PGEO Meroket 316 Persen Jadi Rp 3,8 Triliun, Untuk Apa Saja?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.