Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Turun, Tertekan Penguatan Dollar dan Alotnya Pembahasan Plafon Utang AS

Kompas.com - 25/05/2023, 09:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia turun pada akhir perdagangan Rabu (24/5/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB, terbebani penguatan dollar AS dan alotnya pembahasan plafon utang Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, harga emas  dunia di pasar spot turun 0,6 persen menjadi di level 1.963,09 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 0,4 persen ke level 1.965,7 dollar AS per ons.

Indeks dollar AS menguat ke level 103,91, menjadi yang tertinggi sejak 20 Maret 2023, sehingga membebani permintaan logam mulia.

Baca juga: Ekspor Bauksit Dilarang Mulai Juni 2023, Penerimaan Negara Berpotensi Hilang Rp 515 Miliar

Seperti diketahui, penguatan dollar AS membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi minat investor pada logam kuning tersebut.

Di sisi lain, pembahasan mengenai kenaikan plafon utang AS berlangsung alot. Pembicaraan antara pemerintahan Joe Biden dengan parlemen yang berakhir pada hari Selasa, belum ada tanda-tanda kemajuan.

Padahal tenggat waktu untuk menaikkan batas utang sebesar 31,4 triliun dollar AS semakin dekat. Jika tidak ada kesepakatan maka berisiko terjadinya gagal bayar sehingga melemahkan ekonomi.

"Secara luar biasa, berita terkait plafon utang sedang menjadi sorotan," ujar Daniel Ghali, Ahli Strategi Komoditas di TD Securities.

Kendati begitu, ia menilai, ada peluang di tengah kondisi pasar yang menanti hasil negosiasi plafon utang AS. Emas dinilai memiliki peluang untuk menguat, jika terjadi gagal bayar.

Baca juga: Dibayangi Kekhawatiran Gagal Bayar Utang AS, Wall Street Berakhir Merah

Namun sebaliknya, jika masalah perbankan regional AS mereda dan kesepakatan plafon utang AS mencapai batas atas maka emas bisa jatuh lebih jauh, kata Edward Gardner, Ekonom Komoditas di Capital Economics

Di sisi lain, pasar saat ini sedang menanti risalah pertemuan para pejabat bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) pada 2-3 Mei 2023 lalu para pejabat bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) yang rilis pekan ini.

Pada awal Mei lalu, The Fed telah meningkatkan suku bunga acuannya menjadi 5 sampai 5,25 persen. Tingkat suku bunga acuan itu menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu 16 tahun terakhir.

Kini pasar memperkirakan sekitar 20 persen kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga pada pertemuan Juni. Padahal, sebulan yang lalu, pasar masih memperkirakan sekitar 20 persen kemungkinan pemangkasan suku bunga.

Sebagai informasi, emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, namun emas juga sangat sensitif terhadap kebijakan suku bunga.

Ketika suku bunga naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Baca juga: IHSG Diprediksi Lanjut Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com