Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei VIDA: 88 Persen Perusahaan di Indonesia Membutuhkan Identitas Digital

Kompas.com - 25/05/2023, 11:10 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - VIDA melalui surveinya bersama dengan Katadata Insight Center memotret tren penggunaan digital identity atau identitas digital bertajuk “Digital Identity: Solusi Percepat Akuisisi Pelanggan”.

Dalam surveinya tercatat bahwa 88 persen perusahaan di Indonesia merasa perlu melakukan adopsi teknologi identitas digital guna mendorong pertumbuhan bisnis.

Adapun identitas digital berperan sebagai kredensial elektronik pembuktian identitas legal.

Teknologi yang terdiri dari verifikasi identitas online, tanda tangan digital, otentikasi biometrik dan lainnya tersebut tidak hanya memberikan keamanan dan kecepatan bagi pengguna layanan digital, namun juga berdampak besar pada perkembangan bisnis.

Baca juga: Pentingnya Layanan Identitas Digital yang Mumpuni dalam Ekosistem Keuangan

Identitas digital juga membantu para pelaku usaha merangkul masyarakat lebih luas untuk masuk ke dalam ekosistem digital.

Director of Katadata Insight Center Adek Media Roza memaparkan ada tiga alasan urgensi para perusahaan mengadopasi teknologi identitas digital. Pertama adalah akselerasi penerapan identitas digital penting untuk keamanan pribadi.

"Kemudian alasan lain adalah para perusahaan mengaku jika tidak meneraokan pengadopsian teknologi akan tertinggal dari negara lain. Selanjutnya adalah lantaran ingin meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam usaha," ujarnya dalam pemaparan hasil survei di Jakarta, Rabu (24/5/2023).

Namun ada juga perusahaan yang merasa identitas digital tidak mendesak. Adapun alasannya dijelaskan Adek adalah lantaran kondisi infrastruktur perusahaan belum memungkinkan, belum adanya kebutuhan mendesak terkait layanan konsumen, dan karena kondisi finansial perusahaan belum memungkinkan.

Kemudian dalam survei tersebut juga didapatkan ada 88 persen responden yang menyatakan masih akan menggunakan teknologi identitas digital di masa depan. Namun dibutuhkan juga perbaikan di masa depan untuk keamanan dan reabilitas, inovasi produk, dan terintegrasi dengan banyak platform.

Baca juga: Identitas Digital Dinilai Bisa Meminimalisir Resiko Kejahatan Siber

"Selain itu dibutuhkan juga ke depannya training dan sosialisasi produk serta kemudahan dalam mengaksesnya," kata Adek.

Sebagai informasi, Riset “Digital Identity: Solusi Percepat Akuisisi Pelanggan” dilakukan oleh VIDA berkolaborasi dengan Katadata Insight Center selama periode Februari - April 2023.

Survei ini dilakukan terhadap 106 perusahaan yang menyediakan layanan keuangan berbasis digital di Indonesia, termasuk perusahaan fintech lending, neobank, payment, online investment platform dan lainnya.

Selain itu survei ini dilakukan menggunakan kuesioner dan wawancara langsung untuk mengetahui bagaimana adopsi teknologi identitas digital telah diterapkan pada ekosistem bisnis di Indonesia dan berdampak pada akuisisi pelanggan.

Baca juga: Identitas Digital Dinilai Bisa Berikan Kemudahan Akses Finansial Digital UMKM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

United Tractors Bagi Dividen Rp 8,2 Triliun, Simak Jadwalnya

Whats New
Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Kunjungan ke Indonesia, Tim Bola Voli Red Sparks Eksplor Jakarta bersama Bank DKI dan JXB

Whats New
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, Bos BI: Untuk Memperkuat Stabilitas Rupiah

Whats New
KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

KEJU Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Earn Smart
Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Program Gas Murah Dinilai ‘Jadi Beban’ Pemerintah di Tengah Konflik Geopolitik

Whats New
Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

Whats New
Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

Whats New
Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

Whats New
Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

Whats New
Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

Whats New
Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

Whats New
Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com