KENISCAYAAN saja, meski juga bisa berlaku sebaliknya, suami meninggal mendahului istri.
Dalam hal pelaksanaan perpajakan suami istri ini sebelumnya digabung, bagaimana kelanjutan perpajakan istri setelah sang suami meninggal? Apakah serta merta pula istri yang suaminya meninggal harus membuat nomor pokok wajib pajak (NPWP) baru?
Sebelum menjawab pertanyaaan-pertanyaan di atas, perlu diingat bahwa suami istri punya tiga pilihan skenario terkait perpajakannya. Yaitu:
Baca juga: 3 Skenario Pajak Penghasilan (PPh) Suami Istri
Bila suami istri bersepakat melakukan penggabungan kewajiban pajak, istri dan anak yang belum dewasa menggunakan NPWP suami atau ayahnya. Ini berdasarkan prinsip kesatuan keluarga.
Ketika suami sebagai kepala keluarga meninggal terlebih dahulu, kelanjutan perpajakan istri mendiang dan anaknya yang belum dewasa tergantung pada penyelesaian waris. Pasal 7 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-04/PJ/2020 mengatur soal ini.
Ketika suami meninggal dan waris belum dibagi, Pasal 7 ayat (2) Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-04/PJ/2020 menyatakan bahwa kewajiban perpajakan istri dan anak yang belum dewasa menggunakan NPWP mendiang suami. Ini berlaku sampai warisan telah dibagi.
Perkecualiannya, ketentuan di atas tidak berlaku ketika istri dari suami yang meninggal ini memilih melaksanakan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan terpisah ketika wajib pajak warisan belum terbagi. Ini termasuk ketika istri mendiang menikah lagi sebelum warisan terbagi.
Dalam hal warisan telah dibagi, istri dari mendiang harus membuat NPWP tersendiri. Caranya dengan mendatangi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat.
Sebagaimana disebut di atas, istri dimungkinkan untuk terpisah dalam menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan. Hal ini dimungkinkan karena:
Dalam hal demikian, istri atau mantan istri mendiang memiliki NPWP tersendiri. Kewajiban perpajakannya menggunakan NPWP tersendiri itu.
Berikut ini naskah lengkap Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-04/PJ/2020, sebagaimana dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, yang dapat diakses dan atau diunduh langsung di sini:
Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.