BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Sido Muncul Gelar Seminar Memanfaatkan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat di Lampung

Kompas.com - 29/05/2023, 08:49 WIB
Tri Purna Jaya,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk melalui produk unggulan nya Tolak Angin menggelar seminar memanfaatkan obat herbal menuju Indonesia Sehat bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila), Sabtu (27/5/2023).

Seminar nasional itu menghadirkan enam narasumber dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga akademisi kedokteran.

Dalam pemaparan materi berjudul "Industri Herbal Berbasis Good Manufacturing Practices (GMP)”, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan bahwa ada dua bidang yang menjadi contoh saat dirinya berkecimpung di Sido Muncul.

"Ada dua bidang yang saya tiru, yakni industri farmasi dan kedokteran," kata Irwan.

Menurutnya, ada tiga aspek yang ditiru dari industri farmasi, yakni jujur, berbasis penelitian, dan memerlukan kepercayaan dari masyarakat.

Untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat, kata Irwan, salah satu hal yang dilakukan pihaknya adalah menggunakan mesin otomatis dalam proses produksi Tolak Angin. Dengan begitu, setiap produk akan terjamin kehigienisannya.

Irwan menuturkan, kerja sama yang dibangun Sido Muncul dengan Unila terkait penelitian tanaman herbal.

"Hasil penelitiannya bisa, atau bentuknya jadinya juga bisa kami beli," kata Irwan.
Dia mencontohkan, salah satu hasil penelitian yang bisa diaplikasikan adalah tanaman Stevia rebaudiana yang bisa dijadikan pengganti gula.

Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat saat memaparkan materi dalam Seminar Herbal di Universitas Lampung, Sabtu (27/5/2023)Dok. Sido Muncul Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat saat memaparkan materi dalam Seminar Herbal di Universitas Lampung, Sabtu (27/5/2023)

Menurut Irwan, tanaman semak yang berasal dari famili Asteraceae compositae ini rasa manisnya persis sama dengan gula.

Meski manis, sambungnya, tanaman stevia memiliki kandungan yang lebih menyehatkan dibandingkan gula umumnya.

"Tapi, after taste-nya agak pahit. Ini bisa diteliti," kata Irwan.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM RI Mohamad Kashuri mengatakan, masih banyak produk jamu di masyarakat yang sebenarnya tidak laik edar. Hal ini berhubungan dengan proses produksi dan juga pengetahuan dari konsumen.

Menurutnya, produk jamu murni dari bahan alam dan tidak boleh sama sekali mengandung zat kimia.

"Produk jamu juga tidak boleh mengklaim berkhasiat instan. Jika ada klaim seperti ini, atau bisa secara instan menyembuhkan, maka ada penggunaan zat kimia," kata dia.

Sementara itu, akademisi Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran (FK) Unila Syazili Mustofa mengungkapkan, tanaman obat sangat seksi dalam hal sebagai objek penelitian.

"Di Lampung atau Unila sendiri ada penelitian untuk menggali potensi tanaman mangrove yang sumbernya sangat berlimpah di sepanjang pantai," kata Syazili.

Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat bersama narasumber dan stakeholder terkait di Seminar Herbal di Universitas Lampung, Sabtu (27/5/2023)Dok. Sido Muncul Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat bersama narasumber dan stakeholder terkait di Seminar Herbal di Universitas Lampung, Sabtu (27/5/2023)

Dia menambahkan, tantangan yang ada sekarang adalah menerjemahkan hasil penelitian menjadi produk.

"Tentunya, perlu diterjemahkan hasil penelitian menjadi produk yang bermanfaat bagi masyarakat," kata Syazii.

Sekretaris IDI Bandar Lampung Dwitya Rilianti mengatakan, pihaknya sangat mendukung pengembangan skill tenaga kesehatan untuk bidang herbal, khususnya jamu.

"Harapannya, ke depan, kita bisa kerja sama di bidang farmasi, penelitian dan juga terapi," kata Dwitya.

Seminar tersebut juga menghadirkan agenda penandatanganan nota kesepahaman antara Sido Muncul dan Universitas Lampung.

Melalui kerja sama tersebut, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan TIK Unila Ayi Ahadiat, mengatakan bahwa akan banyak peneliti yang dilibatkan dalam sektor herbal. Hal ini pun selaras dengan fokus utama Sido Muncul.

"Potensi obat herbal di Lampung sangat besar. Ada cengkeh, lada, dan kopi yang menjadi produk komoditas unggulan," kata Ahadiat.

Adapun narasumber lain yang hadir seminar tersebut, di antaranya akademisi Universitas Diponegoro Noor Wijayahadi, dan akademisi Universitas Sanata Dharma Ipang Djunarko. Hadir juga secara daring Direktur Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Kemenkes RI Agusdini Banun Saptaningsih.


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pastikan Kelancaran Proses Seleksi CASN, BKN Sediakan 3 Layanan Helpdesk

Pastikan Kelancaran Proses Seleksi CASN, BKN Sediakan 3 Layanan Helpdesk

Whats New
Segini, Modal Buka Usaha Keripik Singkong

Segini, Modal Buka Usaha Keripik Singkong

Smartpreneur
Tanpa Uang Muka, Gen Z Sekarang Bisa Cicil Rumah Lewat BTN

Tanpa Uang Muka, Gen Z Sekarang Bisa Cicil Rumah Lewat BTN

Whats New
Wall Street Berakhir Merah, Kekhawatiran Suku Bunga Tinggi Jadi Sebabnya

Wall Street Berakhir Merah, Kekhawatiran Suku Bunga Tinggi Jadi Sebabnya

Whats New
China Setop Ekspor Dua Komoditas Bahan Baku Cip Komputer dan Panel Surya

China Setop Ekspor Dua Komoditas Bahan Baku Cip Komputer dan Panel Surya

Whats New
Pemerintah Pilih Whoosh untuk Nama Kereta Cepat RI, Ini Maknanya

Pemerintah Pilih Whoosh untuk Nama Kereta Cepat RI, Ini Maknanya

Whats New
BI Buka-bukaan Dampak Krisis Properti China ke Perekonomian

BI Buka-bukaan Dampak Krisis Properti China ke Perekonomian

Whats New
Ada Kazakhstan dan UEA, Otorita IKN Sudah Terima Lebih dari 290 Surat Minat Investasi

Ada Kazakhstan dan UEA, Otorita IKN Sudah Terima Lebih dari 290 Surat Minat Investasi

Whats New
Hitungan Cicilan Pinjol dengan Biaya Pinjaman 0,4 Persen dalam Berbagai Tenor

Hitungan Cicilan Pinjol dengan Biaya Pinjaman 0,4 Persen dalam Berbagai Tenor

Whats New
[POPULER MONEY ] OJK Perintahkan AdaKami Buka Kanal Aduan | Soal Rupiah Mutilasi, BI: Itu Hoaks!

[POPULER MONEY ] OJK Perintahkan AdaKami Buka Kanal Aduan | Soal Rupiah Mutilasi, BI: Itu Hoaks!

Whats New
Teten: Mana Bisa Menteri Koperasi Tutup TikTok

Teten: Mana Bisa Menteri Koperasi Tutup TikTok

Whats New
Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Whats New
Ironi Kereta Cepat: Diklaim B to B, Tapi Minta Jaminan Pemerintah dan APBN

Ironi Kereta Cepat: Diklaim B to B, Tapi Minta Jaminan Pemerintah dan APBN

Whats New
Genjot Produksi, Pupuk Indonesia Grup Amankan Pasokan Gas dari 5 Perusahaan Migas

Genjot Produksi, Pupuk Indonesia Grup Amankan Pasokan Gas dari 5 Perusahaan Migas

Whats New
Viral 1 Penduduk RI Tanggung Utang Pemerintah Rp 28 Juta, Ini Kata Kemenkeu

Viral 1 Penduduk RI Tanggung Utang Pemerintah Rp 28 Juta, Ini Kata Kemenkeu

Whats New
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com