Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uang Beredar di Indonesia Tembus Rp 8.350,4 Triliun

Kompas.com - 29/05/2023, 11:49 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas pada Maret 2023 tetap tumbuh positif dibandingkan bulan sebelumnya.

Bank Indonesia mencatat, uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2023 mencapai Rp 8.350,4 triliun.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, angka ini tumbuh 5,5 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Baca juga: Kripto Dijadikan Alat Pembayaran di Bali, Gubernur BI: Bukan Alat Pembayaran yang Sah!

"Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 3,4 persen secara tahunan," ujar dia dalam keterangan resmi, Senin (29/5/2023).

Sedikit catatan, sejak posisi data September 2021, uang beredar dalam arti sempit (M1) terdiri dari uang kartal di luar bank umum dan BPR, giro rupiah dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Kemudian Edwin menjelaskan berdasarkan faktor yang memengaruhi, perkembangan uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit.

Baca juga: Dollar AS Menguat di Tengah Isu Debt Ceiling, Gubernur BI: Ini Sebuah Anomali


Ia memerinci, penyaluran kredit pada Maret 2023 tumbuh sebesar 8 persen secara tahunan. Pada bulan sebelumnya, penyaluran kredit tumbuh 9,8 persen secara tahunan (yoy).

Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan kredit produktif maupun konsumtif.

Sebagai catatan, kredit yang diberikan terbatas hanya dalam bentuk pinjaman, dan tidak termasuk instrumen keuangan yang dipersamakan dengan pinjaman, seperti surat berharga, tagihan akseptasi, dan tagihan repo.

Baca juga: Cara Cek BI Checking atau SLIK OJK secara Online dan Offline

Selain itu, kredit yang diberikan tidak termasuk kredit yang diberikan oleh kantor bank umum yang berkedudukan di luar negeri, dan kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat dan bukan penduduk.

Lebih lanjut Edwin menerangkan, tagihan bersih kepada pemerintah pusat terkontraksi sebesar 25,3 persen secara tahunan.

Pada Maret 2023, tagihan kepada pemerintah turun sebesar 25,7 persen secara tahunan (yoy). Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 11 persen secara tahunan (yoy). Pada Maret 2023 aktiva luar negeri bersih tumbuh 9,9 persen secara tahunan (yoy).

Baca juga: BI Soroti Perlambatan Pertumbuhan Kredit Perbankan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com