Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tujuan Terkait

Peternak Muda Didorong Naikkan Skala Bisnis demi Tingkatkan Produksi Susu Nasional

Kompas.com - 31/05/2023, 15:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, peningkatan skala bisnis peternak muda dapat meningkatkan produksi susu dalam negeri.

Untuk itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Putu Juli Ardika mengapresiasi program yang diusung PT Frisian Flag Indonesia (FFI) yakni Young Progressive Farmer Academy yang diharapkan dapat mendorong minat peternak muda dalam meningkatkan produksi susu dalam negeri.

"Sebagai kontribusi nyata industri pengolahan susu, program FFI Young Progressive Farmer Academy akan mendorong peningkatan produksi susu nasional melalui peningkat skala bisnis peternak tradisional, produktivitas para peternak ini akan meningkat dan pada akhirnya ikut meningkatkan kesejahteraan mereka,” kata Putu dalam Konferensi Pers Kick Off Young Progressive Farmer Academy Program di Kemenperin, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (31/5/2023).

Baca juga: 80 Persen Produk Susu Masih Impor, Erick Ajak Frisian Flag Kerja Sama

Putu mengatakan, rendahnya produksi susu di dalam negeri membuat Indonesia masih sangat tergantung pada impor bahan baku susu.

Ia mengatakan, saat ini, hanya 20 persen bahan baku susu yang tersedia di dalam negeri, sehingga 80 persen masih harus diimpor.

"Oleh karena itu, perlu dilakukan pembenahan di hulu," ujarnya.

Baca juga: Tekan Impor Susu, Erick Thohir Ajak Kerja Sama Frisian Flag

Masalah pengembangan produksi susu segar nasional

Putu mengatakan, masalah utama dalam pengembangan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) adalah masih sedikitnya populasi sapi perah di Indonesia (592.000 ekor), rendahnya produktivitas sapi perah rakyat (8-12 liter/ekor/hari) dan tingginya rasio biaya pakan dengan hasil produksi susu (0,5-0,6).

Selain itu, pengembangan produksi susu segar juga dihadapkan pada terbatasnya lahan untuk kandang dan pakan hijauan, minimnya kepemilikan sapi perah peternak rakyat (2-3 ekor per peternak), biaya pembesaran (rearing) anakan sapi perah yang cukup mahal, kurangnya pemahaman peternak rakyat akan Good Dairy Farming Practices (GDFP), serta masih minimnya minat anak muda untuk menjadi peternak.

Karenanya, ia mengapresiasi adanya program Young Progressive Farmer Academy FFI yang bertujuan untuk mendorong minat peternak muda menjadi profesional dan memiliki kemampuan manajemen peternakan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Baca juga: Kemenperin: Indonesia Bangun Industri Gula Terintegrasi di Lahan Rawa

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com