Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Naikkan Anggaran Perlindungan Sosial 2024 hingga RP 546,9 Triliun

Kompas.com - 31/05/2023, 16:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penurunan tingkat kemiskinan ekstrem menjadi salah satu fokus pemerintah pada tahun anggaran 2024. Hal ini sejalan dengan target angka kemiskinan ekstrem mencapai 0 persen pada tahun depan.

Dalam berbagai kesempatan, pemerintah menyatakan, pengentasan kemiskinan ekstrem membutuhkan upaya khusus. Oleh karenanya, pemerintah berencana untuk kembali mengerek anggaran perlindungan sosial (perlinsos) tahun depan.

Berdasarkan data paparan Kemenkeu, pemerintah mengusulkan anggaran perlindungan sosial 2024 sebesar Rp 503,7 triliun hingga Rp 546,9 triliun. Angka ini lebih tinggi dari anggaran perlinsos di APBN 2023, yakni sebesar Rp 476 triliun.

Seiring dengan peningkatan tersebut, pemerintah juga menyiapkan sejumlah strategi khusus untuk memberantas kemisikinan ekstrem. Strategi pertama ialah, mengurangi beban pengeluaran rumah tangga (RT) miskin dan rentan.

Baca juga: Dinilai Tidak Efektif Kurangi Kemiskinan, Bank Dunia Dorong Pemerintah Hapus Subsidi Energi

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, pemerintah akan memperbaiki ketepatan data terkait RT yang masuk dalam kelompok 1-10 persen dan merupakan tingkat paling rendah kesejahteraannya secara nasional, atau biasa disebut desil 1.

"Kita tahu bahwa yang tepat sasaran yang harus paling bawah lagi, karena ini paling susah mengentaskan kemiskinan," kata dia, dalam bincang media, di Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Pada saat bersamaan, pemerintah mempertimbangkan untuk meningkatkan indeks Program Keluarga Harapan (PKH) dan sembako. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan belum adanya penyesuaian indeks selama beberapa tahun terakhir.

"Ini akan kita bicarakan dengan DPR di pembicaraan pendahulan," ujar Febrio.

Strategi lain yang disiapkan pemerintah untuk memberantas kemiskinan ekstrem ialah peningkatan pendapatan RT miskin dan rentan. Strategi ini akna dilakukan dengan menambah proyek padat karya kementerian/lembaga dan optimalisasi padat karya tunai desa (PKTD).

Baca juga: Ekonom: Target Jokowi Pangkas Kemiskinan Ekstrem Jadi Nol Persen di 2024 Terlalu Ambisius

"Kita melihat kemiskinan ekstrem bukan hanya kita berikan bantuan cash, tapi juga kita lihat perlindungan lapangan kerja," tutur Febrio.

Terakhir, pemerintah menyiapkan strategi untuk meningkatkan akses infrastruktur dasar. Febrio memaparkan, infrastruktur dasar yang dimaksud meliputi sanitasi, air minum, dan puskesmas.

Sebagai informasi, pemerintah terus berupaya mengurangi tingkat kemiskinan ekstrem. Tercatat pada 2022 tingkat kemiskinan ekstrem sebesar 2,04 persen terhadap total masyarakat. Pada tahun ini, angka tersebut ditargetkan turun ke 1,04 persen.

Baca juga: Kenaikan HET Beras Bisa Pacu Angka Kemiskinan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

RI Butuh 2.000 Jaksa, Alumni Fakultas Hukum UGM Didorong Ikut Seleksi CASN Kejaksaan

RI Butuh 2.000 Jaksa, Alumni Fakultas Hukum UGM Didorong Ikut Seleksi CASN Kejaksaan

Whats New
Kereta Cepat RI Dinamai Whoosh, Menhub: Lebih Bagus Dibanding Shinkansen dan TGV

Kereta Cepat RI Dinamai Whoosh, Menhub: Lebih Bagus Dibanding Shinkansen dan TGV

Whats New
IHSG Bakal Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

IHSG Bakal Menguat, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Spend Smart
Minat Motor dan Sepeda Listrik Melonjak, Produsen United Bike Bakal Ekspansi Pabrik

Minat Motor dan Sepeda Listrik Melonjak, Produsen United Bike Bakal Ekspansi Pabrik

Whats New
Bappenas: Dalam 5 Tahun Terakhir, Biaya Logistik RI Turun 40 Persen   

Bappenas: Dalam 5 Tahun Terakhir, Biaya Logistik RI Turun 40 Persen  

Whats New
8 Kesalahan Menjalankan Bisnis Franchise yang Perlu Dihindari

8 Kesalahan Menjalankan Bisnis Franchise yang Perlu Dihindari

Smartpreneur
Pastikan Kelancaran Proses Seleksi CASN, BKN Sediakan 3 Layanan Helpdesk

Pastikan Kelancaran Proses Seleksi CASN, BKN Sediakan 3 Layanan Helpdesk

Whats New
Segini, Modal Buka Usaha Keripik Singkong

Segini, Modal Buka Usaha Keripik Singkong

Smartpreneur
Tanpa Uang Muka, Gen Z Sekarang Bisa Cicil Rumah Lewat BTN

Tanpa Uang Muka, Gen Z Sekarang Bisa Cicil Rumah Lewat BTN

Whats New
Wall Street Berakhir Merah, Kekhawatiran Suku Bunga Tinggi Jadi Sebabnya

Wall Street Berakhir Merah, Kekhawatiran Suku Bunga Tinggi Jadi Sebabnya

Whats New
China Setop Ekspor Dua Komoditas Bahan Baku Cip Komputer dan Panel Surya

China Setop Ekspor Dua Komoditas Bahan Baku Cip Komputer dan Panel Surya

Whats New
Pemerintah Pilih Whoosh untuk Nama Kereta Cepat RI, Ini Maknanya

Pemerintah Pilih Whoosh untuk Nama Kereta Cepat RI, Ini Maknanya

Whats New
BI Buka-bukaan Dampak Krisis Properti China ke Perekonomian

BI Buka-bukaan Dampak Krisis Properti China ke Perekonomian

Whats New
Ada Kazakhstan dan UEA, Otorita IKN Sudah Terima Lebih dari 290 Surat Minat Investasi

Ada Kazakhstan dan UEA, Otorita IKN Sudah Terima Lebih dari 290 Surat Minat Investasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com