JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif menegaskan, pihaknya masih berpegang pada hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait impor kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang.
Febri mengatakan, hasil audit BPKP merekomendasikan agar tidak melakukan impor KRL.
"Kalau soal KRL impor bekas, Kemenperin masih berpegang teguh pada hasil rapat koordinasi dengan Kemenkomarves, masih itu, masih review BPKP jadi acuan," kata Febri saat ditemui di Kantor Kemenperin, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (31/5/2023).
"BPKP hasil reviewnya mengatakan bahwa tidak perlu impor KRL bekas," sambungnya.
Baca juga: Impor KRL Bekas Menggantung, Luhut Belum Ambil Keputusan
Febri mengatakan, industri dalam negeri siap dalam pengadaan rangkaian kereta. Selain itu, ia berharap PT KCI melakukan evaluasi terkait penumpukkan penumpang pada jam sibuk.
"Menurut review BPKP masalah penumpukkan penumpang itu kan terjadi di sistem manajerial di KCI, paham saya (penumpukan penumpang di jam sibuk), KCI dong perbaiki ada beberapa rangkaian yang diatur alur penumpangnya dan keretanya," ujar Febri.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan mengatakan, ia masih menunggu hasil audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Baca juga: Erick Thohir: Soal Impor KRL Masih Tunggu Sinkronisasi Data
"Kita tunggu saja hasil audit dari BPKP. Nanti malam mereka brief saya. Nanti kita bikin rapat, kemudian kita umumkan," kata Luhut di Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Meski BPKP sebelumnya telah merekomendasikan tidak perlu impor KRL, namun Luhut mengatakan tidak mau mengambil keputusan secara asal-asalan.
"Jadi, semua yang kita lakukan basisnya data, saya ulangi ya, semua keputusan yang kami buat basisnya data. Kalau data itu katakan begitu ya begitu," jelasnya.
Baca juga: Soal Impor KRL, Luhut: Saya Lebih Setuju Buatan Dalam Negeri
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.