Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Impor KRL Bekas, Kemenperin: Acuannya BPKP, Tak Perlu Impor

Kompas.com - 31/05/2023, 18:10 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif menegaskan, pihaknya masih berpegang pada hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait impor kereta rel listrik (KRL) bekas dari Jepang.

Febri mengatakan, hasil audit BPKP merekomendasikan agar tidak melakukan impor KRL.

"Kalau soal KRL impor bekas, Kemenperin masih berpegang teguh pada hasil rapat koordinasi dengan Kemenkomarves, masih itu, masih review BPKP jadi acuan," kata Febri saat ditemui di Kantor Kemenperin, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (31/5/2023).

"BPKP hasil reviewnya mengatakan bahwa tidak perlu impor KRL bekas," sambungnya.

Baca juga: Impor KRL Bekas Menggantung, Luhut Belum Ambil Keputusan

Febri mengatakan, industri dalam negeri siap dalam pengadaan rangkaian kereta. Selain itu, ia berharap PT KCI melakukan evaluasi terkait penumpukkan penumpang pada jam sibuk.

"Menurut review BPKP masalah penumpukkan penumpang itu kan terjadi di sistem manajerial di KCI, paham saya (penumpukan penumpang di jam sibuk), KCI dong perbaiki ada beberapa rangkaian yang diatur alur penumpangnya dan keretanya," ujar Febri.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan mengatakan, ia masih menunggu hasil audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Baca juga: Erick Thohir: Soal Impor KRL Masih Tunggu Sinkronisasi Data

"Kita tunggu saja hasil audit dari BPKP. Nanti malam mereka brief saya. Nanti kita bikin rapat, kemudian kita umumkan," kata Luhut di Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Meski BPKP sebelumnya telah merekomendasikan tidak perlu impor KRL, namun Luhut mengatakan tidak mau mengambil keputusan secara asal-asalan.

"Jadi, semua yang kita lakukan basisnya data, saya ulangi ya, semua keputusan yang kami buat basisnya data. Kalau data itu katakan begitu ya begitu," jelasnya.

Baca juga: Soal Impor KRL, Luhut: Saya Lebih Setuju Buatan Dalam Negeri

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com