Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/05/2023, 21:46 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Papua memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) yang sangat besar yakni mencapai 381 giga watt (GW).

Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis, Yudo Dwinanda Priadi mengatakan, pemerintah pun berencana mengembangkan energi terbarukan di Papua yang utamanya berbasis tenaga surya dan tenaga hidro untuk industri hijau (green energy).

"Pulau Papua memiliki potensi EBT sekitar 381 GW terutama surya dan hidro yang dapat menjadi modal pengembangan green industry berbasis energi terbarukan," ujarnya dalam acara Jakarta Energy Forum, di Hotel The Sultan Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Baca juga: Gandeng Perusahaan China, PLN IP Kembangkan Pembangkit EBT 5.000 MW di Morowali

Menurut data yang dimiliki Kementerian ESDM, secara rinci, total potensi energi surya di tanah Papua mencapai 327,2 GW. Potensi energi surya itu berada di Papua Barat sebesar 66,9 GW dan Papua 253,3 GW.

Sementara total potensi energi hidro mencapai 35,9 GW. Terdiri dari di Papua Barat sebesar 3 GW dan Papua 32,9 GW. Sedangkan untuk bionergi dan bayu masing-masing potensinya mencapai 0,14 GW dan 23,1 GW.

Ia menuturkan, konsumsi listrik di tanah Papua juga masih sangat rendah, sebab hanya mengandalkan distribusi listrik untuk perumahan.

Oleh sebab itu, untuk meningkatkan konsumsi di wilayah tersebut perlu mendorong penggunaan listrik untuk industri dan komersil, yang dalam hal ini akan mengandalkan energi bersih.

"Ini rencana di masa depan, konsumsi listrik di sana juga masih sangat rendah, kalau mau meninggalkan konsumsi listrik di satu wilayah harapannya dari porsi industri dan komersial, enggak bisa kalau hanya mengandalkan perumahan," paparnya.

Baca juga: Pembangkit Biogas Ujung Batu di Riau Resmi Beroperasi, Ubah Limbah Sawit Jadi EBT

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com