Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun PLTS di IKN, Quantum Power Asia Bakal Gelontorkan Rp 105 Triliun

Kompas.com - 02/06/2023, 19:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan pengembang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), Quantum Power Asia, menyatakan kesediaannya untuk berinvestasi dalam proyek-proyek PLTS berskala besar di Ibu Kota Negara Nusantara (IKN), yang terletak di Kalimantan Timur.

Adapun nilai investasi yang akan dikucurkan sebesar 7 miliar dollar AS atau setara Rp 105 triliun (kurs Rp 15.000). Kesedian investasi tersebut disampaikan Managing Director dan CEO Quantum, Simon G. Bell, kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sewaktu mengunjungi IKN pada 31 Mei 2023.

"Komitmen Pemerintah Indonesia untuk membangun Nusantara telah kami saksikan pada kunjungan kami hari ini (31 Mei). Langkah memberdayakan Nusantara melalui energi bersih merupakan bentuk aksi kami sesuai prinsip utama Quantum yaitu Indonesia First," kata Simon melalui pernyataan tertulis, Jumat (2/6/2023).

Baca juga: Luhut Dampingi 130 Pengusaha Singapura di IKN, Ini Harapannya

Simon mengatakan masuknya proyek PLTS berskala besar di IKN akan meningkatkan proyek aktif Quantum di Indonesia mencapai 5 gigawatt peak (GWp).

Pada tahun sebelumnya, Quantum telah menandatangani binding term sheet dengan Nickel Industries Limited untuk memasok smelter mereka dengan tenaga surya sebesar 500 megawatt sebagai tahap pertama program 1 GW yang lebih besar.

Quantum juga sedang mengembangkan proyek PLTS 3,5 GWp dengan kapasitas baterai 12 GWh yang akan dibangun di Indonesia dengan investasi sebesar 6 miliar dollar AS.

Jika disetujui kata Simon, proyek ini akan memasok listrik ke masyarakat lokal di Kepulauan Riau. Lalu, kelebihan energi bersih yang dihasilkan di sana akan diekspor ke Singapura.

Baca juga: Logo Baru IKN dan Maknanya


Sebagai bagian tak terpisahkan dari proyek ini, Quantum dan mitra usaha patungannya, ib vogt, sedang mempersiapkan pembangunan pabrik manufaktur panel Solar Photovoltaic (PV) surya berkapasitas 1 GW di Indonesia yang memenuhi syarat tingkat kandungan dalam negeri atau TKDN.

Sejalan dengan prinsipnya Quantum yaitu Indonesia First, beserta mitranya, ib vogt, juga berkomitmen untuk membeli minimal 1 GWp panel surya buatan Indonesia setiap tahunnya selama minimal tiga tahun. Komitmen awal untuk membeli panel surya buatan RI ini dapat ditingkatkan setelah pembangkit listrik tenaga surya di Nusantara berhasil dikembangkan.

"Kami menyediakan diri untuk menjadi katalis untuk transisi energi bersih di Indonesia, mulai dari menghijaukan rantai pasokan nikel di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi hingga mengurangi emisi karbon di sektor pertambangan. Seluruh aktivitas ini kami lakukan karena kami berpegang teguh pada komitmen kami ini," pungkas Simon.

Baca juga: Jokowi Senang IKN Punya Logo Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com