Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei APJII Catat 66,82 Persen Responden Tak Pernah Ganti Password, Ini Alasannya

Kompas.com - 03/06/2023, 17:14 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) melalui surveinya memotret tren penetrasi dan perilaku masyarakat dalam menggunakan internet khususnya dalam hal penggantian password untuk menjaga keamanan data.

Dalam survei tersebut tercatat ada sebanyak 66,82 persen responden mengaku belum pernah mengganti password sebagai salah satu langkah menjaga keamanan data.

Kemudian ada 10,44 persen yang mengaku mengganti password hanya 1 kali dalam setahun, 7,52 persen mengaku mengganti password 1 kali dalam 6 bulan, dan 3,64 persen mengaku mengganti password 1 kali dalam 2 bulan.

Baca juga: Ini 4 Cara Mencari Uang secara Online dengan Memanfaatkan Internet

Alasan tidak pernah merubah password bermacam-macam yakni lantaran takut lupa, merasa tidak penting mengganti password, dan tidak ada niat sama sekali.

"Mayoritas atau 32,71 persen responden mengaku alasan tidak pernah merubah password adalah karena takut lupa," bunyi hasil survei tersebut dikutip Kompas.com Sabtu (3/6/2023).

Dalam survei itu dipaparkan juga prefensi mode masyarakat dalam membuka handphone atau tablet. Tercatat, ada sebanyak 36,39 persen atau mayoritas responden mengaku menggunakan kombinasi angka saja ketika ingin membuka handphone, 33,55 persen menggunakan pola, 13,20 persen menggunakan password kombinasi antara huruf, angka, dan simbol, dan hanya 15,72 persen yang menggunakan sidik jari ketika ingin membuka handphone.

Sementara dari sisi keamanan siber, ada sebanyak 95,17 persen responden mengaku tidak pernah mengalamai kerugian akibat transaksi internet dan sisanya yakni 4,83 persen mengaku pernah mengalami kerugian akibat bertransaksi di internet.

Secara garis besar dalam survei tersebut ada sebanyak 54,43 persen mengaku tingkat kepentingan menjaga perlindungan hak privasi data personal di internet adalah penting, 42,95 persen merasa sangat penting, dan sisanya merasa tidak penting.

Survei dilakukan pada 10-27 Januari 2024 dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara dan kuisioner terhadap 8.510 responden yang tersebar di seluruh Tanah Air.

Baca juga: Ekonomi Digital Asia Tenggara Bisa Capai 1 Triliun Dollar AS, Ini Rintangannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com