Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tujuan Terkait

Benarkah Kendaraan Listrik Saat Ini Belum 100 Persen Ramah Lingkungan?

Kompas.com - 05/06/2023, 15:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan listrik yang selama ini digembar-gemborkan sebagai kendaraan ramah lingkungan, rupanya masih belum sepenuhnya ramah lingkungan.

Hal ini diakui oleh Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harris Yahya.

Pasalnya, pembangkit listrik yang memproduksi listrik untuk bahan bakar kendaraan listrik, masih menggunakan batu bara untuk menghasilkan listrik.

Oleh karenanya, menurut dia, kendaraan listrik saat ini hanya memindahkan emisi dari jalan raya ke tempat pembangkit listrik.

Baca juga: Segudang Tantangan Pembiayaan Kendaraan Listrik

Sebab, dari seluruh pembangkit listrik yang ada di Indonesia, sebanyak lebih dari 60 persen merupakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara yang menghasilkan emisi besar-besaran.

"Memang kita mencatat bahwa aspek greennya itu mungkin belum benar-benar green. Hanya memindahkan emisi dari jalan kemudian dipindahkan ke pusat pembangkit," ujarnya saat acara peluncuran Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML) di Jakarta, Senin (5/6/2023).

Kendati demikian, bukan berarti kendaraan listrik tidak bisa menjadi kendaraan yang 100 persen ramah lingkungan.

Dia bilang, pemerintah saat ini melalui program net zero emission tengah mengupayakan agar pembangkit listrik berbahan bakar fosil seperti batu bara untuk dipensiunkan, lalu diganti dengan energi baru terbarukan (EBT).

"Target kita sebelum 2060, PLTU akan di-phase out, habis secara bertahap tentunya," ucapnya.

Baca juga: Anak Buah Luhut Buka Suara Soal Emisi Kendaraan Listrik yang Dikritik JK

Dia melanjutkan, untuk mempercepat pergantian ini, pemerintah telah menyiapkan beberapa program untuk pembangkit listrik yang dikembangkan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com