Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2023, 21:40 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menilai bahwa pendapatan rata-rata penduduk Indonesia bakal disalip oleh Vietnam.

Pada 1990, pendapatan per kapita Indonesia 5 kali lebih besar daripada Vietnam. Namun, pada 2020, pendapatan tersebut hanya 1,1 kali lebih besar dari Vietnam.

"Kita sekarang sudah hampir mendekati Vietnam atau bahasa lain kita hampir dikejar oleh Vietnam," ungkapnya dalam Focus Group Discussion yang dihelat Kementerian PPN dan Harian Kompas, Jakarta, Senin (5/6/2023).

Sementara itu, lanjut Suharso, pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 1990an pernah melampaui China. Sayangnya, posisi tersebut hanya bertahan sampai tahun 1998.

Baca juga: Pemerintah: Kalau Anak-anak Indonesia Tidak Pintar, Pendapatan Per Kapita Susah Naik

 

"Jadi, artinya kita dulu pernah di atas China tapi sekarang kita di bawah China," ujarnya.

Untuk mencegah hal tersebut maka dalam Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, pemerintah menetapkan sejumlah industri prioritas untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara dengan pendapatan tinggi dalam kurun waktu 15-17 tahun ke depan.

Adapun lima kelompok industri prioritas tersebut yakni industri berbasis sumber daya alam, industri dasar, industri berteknologi menengah-tinggi, industri barang konsumsi berkelanjutan, dan industri berbasis inovasi dan riset.

"Gross National Income per kapita Indonesia perlu dinaikkan hingga 30.300 dollar AS agar menjadi negara maju," kata Suharso.

Baca juga: 2023, Pendapatan Per Kapita Indonesia Diprediksi Tembus 5.000 Dollar AS

Sebelumnya, Suharso Monoarfa mengatakan, saat ini Indonesia masih berada dalam jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap.

Selama kurun waktu 20 tahun rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah 4,01 persen dan baru berada di atas 5 persen pada tahun 2022 lalu.

Hal tersebut dia kemukakan usai mengikuti Ratas mengenai Evaluasi Paruh Waktu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 serta Penyusunan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045, di Istana Kepresidenan, Selasa (28/3/2023).

"Kami menyampaikan dalam skenario yang disusun oleh Bappenas, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai enam persen agar kita mampu graduasi dari jebakan negara berpenghasilan menengah atau middle income trap, karena kita sudah 30 tahun di middle income trap," ujarnya dikutip dari Sekretariat Kabinet.

Baca juga: Luhut: RI Selangkah Jadi Negara Maju, Pendapatan Per Kapita Bisa Tembus 10.000 Dollar AS

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com