Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Juni 2023, Pertamina Bakal Ambil Alih Saham Shell di Blok Masela

Kompas.com - 06/06/2023, 16:33 WIB
Yoga Sukmana

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan PT Pertamina bakal mengelola 35 persen saham Shell Indonesia di Blok Masela pada akhir bulan ini.

Arifin mengungkapkan, Pertamina bakal masuk bersama konsorsium untuk mengambil alih saham Shell tersebut.

"Mengenai Blok Masela Insyaallah akhir bulan ini akan kita selesaikan perjanjian alih sahamnya. Sudah ada titik temu," kata Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Senin (5/6/2023).

Baca juga: Negosiasi Divestasi Blok Masela Alot, Pengamat: Pemerintah Bisa Lakukan Treatment Tertentu

Desakan untuk mempercepat proses alihkelola Blok Masela disampaikan sejumlah anggota Komisi VII DPR RI.

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengungkapkan, jika memang Shell tidak berniat mengelola Blok Masela maka harus segera diserahkan kepada pihak yang berminat.

"Kalau tidak mau (teruskan) serahkan pada yang berminat, ada Pertamina, Petronas. Diterminasi saja (kontraknya)," ungkap Mulyanto.

Baca juga: Komisi VII DPR Minta Shell Segera Lepas Blok Masela ke Pertamina


Menurutnya, pemerintah harus berani mengambil sikap dan jangan sampai dianggap lemah dalam proses alihkelola saham Shell Indonesia.

Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Ramson Siagian memastikan pihaknya siap memberikan dukungan. Menurutnya, pemerintah harus memberikan keputusan strategis terkait kelanjutan Blok Masela.

"Perlu kebijakan yang konkret dan tidak terkatung-katung karena ini untuk kepentingan Bangsa Indonesia dan kepentingan energi masa depan," tegas Ramson.

Baca juga: Menteri ESDM Geram Shell Ogah Lepas Blok Masela

Kontan.co.id mencatat, persoalan harga sebelumnya masih menjadi kendala dari alihkelola 35 persen saham ini.

Shell disebut mematok harga yang lebih tinggi dari kemampuan Pertamina.

Shell Indonesia disebut mematok harga sebesar 1,4 miliar dollar AS untuk 35 persen saham di Blok Masela yang hendak dijual ke PT Pertamina.

Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menjelaskan, investasi yang telah dikeluarkan oleh Shell untuk 35 persen saham di Blok Masela sekitar 700 juta dollar AS. Untuk itu, menurutnya pengenaan harga jual 1,4 miliar dollar AS tergolong tinggi.

Baca juga: Pemerintah Kecewa dengan Shell karena Lambatnya Proses Pelepasan Blok Masela

Pemerintah pun dinilai berpotensi mendapatkan kembali WK Masela secara cuma-cuma. Ini merujuk pada ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Migas Nomor 22 Tahun 2001, jika Blok Migas tidak dikembangkan dalam lima tahun sejak pemberian persetujuan Plan of Development (POD) maka wilayah kerja tersebut dapat dikembalikan kepada negara melalui menteri.

"Jadi kalau WK sudah dikembalikan ke pemerintah, bisa menugaskan Pertamina tanpa membeli 35 persen (hak partisipasi) yang kabarnya 1,4 miliar dollar AS," ungkap Djoko dalam Diskusi Energy Corner, Selasa (30/5/2023).

Djoko menambahkan, selain opsi penugasan kepada Pertamina, pemerintah dapat menempuh skema lelang ulang untuk peminat di Blok Masela. (Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Pertamina Bakal Ambil Alih Saham Shell di Masela Akhir Bulan Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com