Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asbisindo: Perombakan "Mobile Banking" BSI Tak Jamin Aman Seluruhnya dari Kejahatan Siber

Kompas.com - 08/06/2023, 16:45 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) mengatakan, perombakan aplikasi baru oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) akan menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kemanan siber perusahaan.

Perwakilan Asbisindo Katon Djoko Soekarsono mengatakan, peluncuran aplikasi hanya menjadi salah satu kanal untuk memperbaiki keamanan siber perusahaan. Sementara itu, masih banyak faktor lain yang perlu diperhatikan.

"Kalau aplikasi itu tidak secara keseluruhan, tapi hanya meningkatkan. Satu, meningkatkan bisnis itu sendiri. Kedua ada ketersinggungan berarti meningkatkan security-nya, tapi tidak secara keseluruhan karena adanya kompleksitas (sistem keamanan)," ujar dia ketika ditemui di Jakarta, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Identitas Digital Dinilai Bisa Meminimalisir Resiko Kejahatan Siber

Katon menerangkan, pembaharuan aplikasi tidak serta merta meningkatkan keamanan perusahaan secara keseluruhan.

Hal ini mengingat keamanan perbankan meliputi banyak aspek seperti teknologi, SDM, dan proses. Dalam kaitannya dengan aplikasi, faktor tersebut melingkupi sistem manajemen, cash management system, sampai kaitannya dengan ATM.

Di sisi lain, pengembangan aplikasi baru juga bisa terkait dengan adanya sentuhan baru pada aplikasi, misalnya User Interface (UI) dan UX (User Experience).

Baca juga: BSI Error Kena Ransomware, Wamen BUMN: Data Diretas dari Komputer Kantor Cabang

Lebih lanjut, Katon bilang, serangan siber tidak dapat ditangkal hanya dengan satu cara saja. Untuk itu, ia mengimbau seluruh pelaku industri untuk melakukan asesmen sistem IT secara rutin.

"Tidak ada yang 100 persen mampu menangkis serangan siber. Perlu ada continuity terhadap itu tadi. Cek di asesmen reviu sistemnya, orang, hingga operasionalnya," imbuh dia.

Dari sisi SDM, Katon menjelaskan, perusahaan harus mulai mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga atau vendor IT.

"Semakin ketergantungan kepada pihak ketiga, vendor akan semakin susah kontrolnya," tegas dia.

Baca juga: OJK Minta Masyarakat Waspada terhadap Kejahatan Siber


Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya akan melakukan perombakan pada mobile banking BSI.

BSI sendiri mengalami gangguan layanan sejak 8-11 Mei 2023. Penyebab gangguan layanan ini ditengarai adanya serangan ransomware dari LockBit. Serangan tersebut terjadi di komputer-komputer cabang BSI.

BSI juga telah melakukan peremajaan manajemen dengan adanya direktur IT dan direktur Risk yang baru dari Bank Mandiri.

Baca juga: Soal Serangan Siber BSI, OJK: Audit Forensik Terus Dilakukan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com