Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hobi Pengusaha RI, Taruh Uang di Singapura, Lalu Investasikan ke Sini

Kompas.com - 10/06/2023, 01:31 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan penyebab banyak negara-negara yang berinvestasi ke Indonesia melalui hub seperti Singapura atau Malaysia, yakni karena belum mumpuninya pusat keuangan di Tanah Air.

Hal itu disampaikan Bahlil dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Jumat, terkait masih mendominasinya investasi dari Singapura yang juga merupakan hub finansial.

"Sampai dengan kuartal pertama 2023, Singapura masih nomor pertama. Singapura, kemudian nomor dua Hong Kong, nomor tiga Tiongkok, Jepang Amerika Serikat, Malaysia, Korea, Belanda, Australia, ini masuk sekarang," kata Bahlil dikutip dari Antara, Sabtu (10/6/2023).

"Dan sekali lagi, saya mengatakan di forum yang terhormat ini bahwa masih banyak negara-negara lain yang masuk Indonesia mereka masih menjadikan beberapa negara di Asia tenggara sebagai hub, salah satu diantaranya adalah Singapura," katanya lagi.

Baca juga: Dianggap Berjasa, Luhut Terima Bintang Penghargaan dari Singapura

Bahlil menuturkan selama ini Singapura masih menjadi hub finansial dan investasi yang masuk ke Indonesia. Ia bahkan menyebut sebagian uang pengusaha Indonesia pun banyak yang ditaruh di negeri singa itu.

"Nah ini juga menjadi bahan introspeksi untuk kita, saya sudah mencoba untuk mengecek apa sih yang menyebabkan sampai taruh di Singapura. Saya mencari terus alasannya, ternyata katanya financial center kita belum sebaik Lagoon dan Singapura," ungkapnya.

Oleh karena itu, pemerintah melalui PP Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pemberian Perizinan Berusaha, Kemudahan Berusaha, dan Fasilitas Penanaman Modal bagi Pelaku Usaha di Ibu Kota Nusantara (IKN), akan menempatkan pusat keuangan di ibu kota baru.

"Makanya kemarin di PP Nomor 12/2023 di IKN, kami sudah mengakomodir untuk di IKN ditempatkan financial center di IKN. Itu sama dengan Singapura dan Lagoon, pajaknya kecil sekali," tutur Bahlil.

Baca juga: Singapura Paling Diuntungkan dengan Ekspor Pasir Laut RI

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi Singapura ke Indonesia mencapai 10,54 miliar dollar AS pada 2022.

Jumlah itu naik 12,24 persen dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Tidak hanya pada 2022, realisasi investasi dari Singapura tercatat masih yang tertinggi sejak 2010 di Indonesia, terkecuali pada 2013 di mana Singapura menduduki peringkat kedua.

Kelanjutan IKN

Bahlil juga meyakini proyek IKN akan berhasil, terkecuali jika pengganti Presiden Jokowi nantinya tidak sejalan soal visi ibu kota baru.

"Kalau ditanya apakah yakin ini bisa berjalan? Saya yakin 100 persen bisa berjalan. Terkecuali yang mengganti Pak Jokowi adalah yang tidak sejalan dengan Pak Jokowi. Itu lain cerita," kata dia.

Baca juga: Sejarah Ekspor Pasir Indonesia yang Bikin Daratan Singapura Makin Luas

Bahlil mengungkapkan hingga 31 Mei 2023, tercatat ada 228 Letter of Intent (LoI atau surat minat) untuk pembangunan IKN. IKN, lanjutnya, juga telah menerima kunjungan dari sekitar 95 perusahaan.

Dari sisi regulasi, pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pemberian Perizinan Berusaha, Kemudahan Berusaha, dan Fasilitas Penanaman Modal bagi Pelaku Usaha di Ibu Kota Nusantara.

"Kalau ditanya seberapa serius mereka (investor), nanti sekarang ini lagi dibangun IKN itu kan infrastruktur dasarnya. Yang itu di-cover APBN," ungkap Bahlil.

"Begitu selesai masuk, baru investasi riilnya masuk. Karena bagaimana memobilisasi peralatan mereka kalau infrastruktur dasarnya belum selesai. Jadwalnya kapan? Akan direncanakan mulai masuk bulan Agustus, September tahun ini," katanya lagi.

Baca juga: Sejarah Kelam Ekspor Pasir Laut, Batam Rusak, Singapura Makin Luas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com