JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, minat penghimpunan dana melalui instrumen pasar modal masih tinggi hingga paruh pertama 2023. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah perusahaan yang sudah menyelesaikan dan masih mengantre proses pencatatan saham perdana (IPO).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, sampai dengan 27 Juni, terdapat 41 perusahaan yang telah menyelesaikan proses IPO. Dari aksi korporasi tersebut, total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 43,76 triliun.
Adapun sampai saat ini, OJK mencatat masih ada 65 perusahaan yang bersiap melakukan IPO. Total penghimpunan dana dari pipeline IPO tersebut mencapai Rp 42,64 triliun.
"Di pipeline, masih terdapat 90 rencana penawaran umum senilai Rp 69,9 triliun, termasuk rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 65 perusahaan," kata Inarno, alam konferensi pers RDK OJK Bulanan, Selasa (4/7/2023).
Baca juga: Grup Akseleran Bakal IPO, Bidik Dana Segar Rp 358,6 Miliar
Lebih lanjut Inarno menyebutkan, dari 65 perusahaan yang tengah bersiap IPO itu, dua di antaranya merupakan perusahaan fintech peer to peer lending atau pinjaman online (pinjol).
Satu dari dua perusahaan pinjol tersebut merupakan PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk yang merupakan induk usaha PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia atau Akseleran. Perusahaan tersebut dijadwalkan melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 9 Agustus mendatang.
Sementara itu, Inarno belum bisa membeberkan satu perusahaan pinjol lainnya. Pasalnya, perusahaan itu belum mendapatkan pernyataan pra-efektif.
Baca juga: Amman Mineral Tetapkan Harga IPO Rp 1.695, Bidik Dana Segar Rp 10,73 Triliun
"Saat ini ada dua perusahaan yang dalam pipeline IPO terkait dengan P2P lending dan dari dua calon emiten tersebut, yang satu belum bisa kita jelaskan secara detail karena belum pra-efektif," ujar Inarno.
Adapun terkait IPO BUMN yang ramai dibicarakan investor, yakni IPO PT Pertamina Hulu Energi, Inarno belum bisa memastikan waktu pelaksanaannya. Sebab, anak usaha PT Pertamina (Persero) itu belum mendapatkan pernyataan pra-efektif.
"IPO PHE saat ini kami belum bisa memberikan secara detail, karena masih dalam proses penelaahan di kami. Sekarang belum pra-efektif, tunggu saja. Mudah-mudahan bisa masuk juga tahun ini, mudah-mudahan," ucap Inarno.
Baca juga: Banyak Saham Baru IPO Harganya Susut Nyaris Rp 1, BEI: Kami Pastikan Tetap Selektif
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.