Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tujuan Terkait
Cucun Ahmad Syamsurijal
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI

Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI

Dampak Positif dan Negatif Kenaikan Peringkat Status Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 09/07/2023, 17:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BERDASARAKAN data tahun 2022, Indonesia kembali masuk ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas atau upper middle-income country (UMIC). Hal ini merupakan capaian yang sudah seharusnya mendapat apresiasi dari masyarakat. Capaian ini juga menjadi prestasi yang luar biasa dalam catatan sejarah ekonomi Indonesia karena diraih di tengah kondisi yang serba tidak ideal dan diselimuti awan hitam ketidakpastian.

Capaian keberhasilan itu mengembalikan status Indonesia yang sempat mengalami penurunan menjadi negara dengan pendapatan menengah bawah (lower middle income) pada tahun 2021, akibat dampak resesi di tahun 2020 setelah diterpa pandemi Covid-19.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Dampak Positif Ekonomi Indonesia Naik Kelas

Capaian itu menjadi bukti kerja dan upaya-upaya keras yang dilakukan pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan Ma’ruf Amin. Keberhasilan itu menunjukkan kemampuan Indonesia untuk bangkit setelah menghadapi tantangan yang besar dan memberikan harapan untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di masa depan.

Namun, kita tidak boleh terlena dengan kenaikan peringkat status ekonomi Indonesia. Ibarat pedang bermata dua, status upper middle income yang Indonesia capai mempunyai dampak positif dan negatif dalam waktu bersamaan.

Jika pemerintah dan seluruh pelaku ekonomi mampu merespon dengan baik, kenaikan status itu akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Sebaliknya, jika pemerintah dan para pelaku ekonomi tidak mampu memberikan respon terbaiknya, kenaikan status itu malah akan menjadi bumerang, ketimbang mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Dampak Positif

Kenaikan status ekonomi Indonesia itu bisa berpotensi membawa dampak positif terhadap perekonomian secara signifikan. Namun hal ini disertai syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi pemerintah dan seluruh pelaku ekonomi di Indonesia.

Pertama, peningkatan status itu harus mampu mendorong optimisme para pelaku ekonomi di Indonesia. Pemerintah harus meyakinkan dan memberi kesan positif dan kuat bahwa di tengah situasi yang serba tidak ideal, perekonomian Indonesia mampu tumbuh positif secara signifikan.

Baca juga: Indonesia Kembali Masuk Kategori Upper Middle Income Countries, Apa Artinya?

Dengan demikian, dari sisi investasi, status itu harusnya bisa dioptimalkan untuk meyakinkan investor dalam dan luar negeri bahwa ekonomi Indonesia terus membaik. Keyakinan investor dapat mendorong kenaikan investasi dalam jumlah besar.

Jika investasi terus tumbuh dan berkembang maka akan terjadi penciptaan lapangan kerja baru yang dapat menambah pendapatan masyarakat secara signifikan. Ketika pendapatan masyarakat bertambah signifikan, jumlah angka kemiskinanpun akan turun tajam.

Bila hal itu terus berlanjut, menjadi negara lima besar ekonomi di dunia bukan lagi menjadi mimpi yang jauh dari kenyataan. Ada kemungkinan mimpi tersebut bisa terwujud lebih cepat dari target yang telah ditetapkan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Menilik Proyek Kereta Cepat Malaysia yang Mangkrak | ESDM soal kemungkinan Masyarakat Bakal Serbu Pertalite

[POPULER MONEY] Menilik Proyek Kereta Cepat Malaysia yang Mangkrak | ESDM soal kemungkinan Masyarakat Bakal Serbu Pertalite

Whats New
Kenaikan Harga Beras Capai Level Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir

Kenaikan Harga Beras Capai Level Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir

Whats New
Cara Bayar BPJS Ketenagakerjaan Pakai LinkAja

Cara Bayar BPJS Ketenagakerjaan Pakai LinkAja

Spend Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BSI

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BSI

Spend Smart
Cara Bayar Netflix Pakai GoPay, DANA, dan OVO dengan Mudah

Cara Bayar Netflix Pakai GoPay, DANA, dan OVO dengan Mudah

Spend Smart
Cara Bayar Kartu Kredit Mandiri lewat ATM dan Aplikasi Livin'

Cara Bayar Kartu Kredit Mandiri lewat ATM dan Aplikasi Livin'

Spend Smart
Sempat Gangguan, Laman OJK Telah Normal Kembali

Sempat Gangguan, Laman OJK Telah Normal Kembali

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Mendapatkan Tiket Gratis Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Sudah Dibuka, Ini Cara Mendapatkan Tiket Gratis Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Whats New
OJK: Minat Nasabah Terhadap Pembiayaan Produktif Syariah Perlu Ditingkatkan

OJK: Minat Nasabah Terhadap Pembiayaan Produktif Syariah Perlu Ditingkatkan

Whats New
Rhenald Kasali: Literasi Digital dan Bahasa Keuangan Jadi Kunci Kuasai Uang

Rhenald Kasali: Literasi Digital dan Bahasa Keuangan Jadi Kunci Kuasai Uang

Whats New
Pengamat: Bursa CPO Bukan Solusi untuk Permasalahan Industri Sawit di RI

Pengamat: Bursa CPO Bukan Solusi untuk Permasalahan Industri Sawit di RI

Whats New
Goldman Sachs Sebut China Alami Peningkatan Permintaan Tembaga, Besi, dan Minyak

Goldman Sachs Sebut China Alami Peningkatan Permintaan Tembaga, Besi, dan Minyak

Whats New
Bantu Petani Karet, PGN bersama Masyarakat Kembangkan Pupuk Organik Terjangkau

Bantu Petani Karet, PGN bersama Masyarakat Kembangkan Pupuk Organik Terjangkau

Whats New
Ada Konflik di Rempang, Menteri Bahlil: Xinyi Paham Kondisi Saat Ini

Ada Konflik di Rempang, Menteri Bahlil: Xinyi Paham Kondisi Saat Ini

Whats New
Meski Sudah Diresmikan, Tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung Belum Ditetapkan

Meski Sudah Diresmikan, Tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung Belum Ditetapkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com