Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan BBM Biodiesel, Upaya Tekan Emisi di Masa Transisi Energi

Kompas.com - 18/07/2023, 21:57 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya mereduksi emisi gas CO2 trus dilakukan di masa transisi energi. Salah satunya dengan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan seperti biodiesel.

Hal ini dilakukan oleh PT Pertamina International Shipping (PIS) yang menerapkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dan biodiesel B35 untuk bahan bakar kapal-kapalnya.

CEO PIS Yoki Firnandi dalam gelaran EBTKE ConEX 2023 memaparkan, penggunaan BBM ramah lingkungan untuk kapal-kapal PIS merupakan bagian dari dua inisiatif utama perusahaan dalam mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 Indonesia.

Dua inisiatif tersebut yakni, pertama, keterlibatan PIS dalam bisnis logistik dan transportasi energi baru dan terbarukan atau green business building. Inisiatif kedua, upaya penurunan emisi dari operasional kapal maupun bisnis lainnya saat ini.

“PIS sudah menerapkan penggunaan biodiesel ke 146 kapal yang dioperasikan baik kapal milik maupun kapal sewa. Penggunakan biodiesel sebagai sumber tenaga mesin utama, serta sebagai sumber tenaga mesin tambahan atau auxiliary engine,” ujar Yoki, melalui keterangan pers, Selasa (18/7/2023).

Baca juga: Indonesia Terapkan Penggunaan Biodiesel B35 Mulai 1 Februari Ini

Dia menambahkan, inisiatif peningkatan efisiensi operasi kapal yang paling efektif secara biaya dalam mereduksi karbon di industri perkapalan adalah dengan menerapkan peningkatan efisiensi operasi.

"Seperti pembersihan lambung kapal secara terus menerus, pemasangan energy saving device, dan pengaturan kecepatan kapal pada kecepatan optimum atau ekonomis," lanjut Yoki.

Baca juga: Pemerintah Tetapkan Alokasi Biodiesel pada 2023 Sebesar 13,15 Juta Kiloliter

Selain dengan penggunaan BBM ramah lingkungan, PIS juga melakukan pembelian kapal angkut gas untuk mereduksi emisi.

PIS membeli kapal VLGC (Very Large Gas Carrier) Amaryllis tahun ini. Kapal ini adalah salah satu kapal pengangkut gas terbesar di dunia, yang juga menjadi kapal pertama bertenaga "dual fuel" LPG di Pertamina dan Indonesia.

"Kapal tersebut berpotensi menurunkan emisi PIS sebesar 12.000 ton setara CO2 per tahunnya,” pungkas Yoki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Luhut soal Ormas Kelola Tambang: Bisa Konflik Kepentingan jika Enggak Diawasi

Luhut soal Ormas Kelola Tambang: Bisa Konflik Kepentingan jika Enggak Diawasi

Whats New
Luhut Sebut Sempat Kesal Tak Bisa Ambil Keputusan soal Kepala Otorita IKN Mundur

Luhut Sebut Sempat Kesal Tak Bisa Ambil Keputusan soal Kepala Otorita IKN Mundur

Whats New
Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja

Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja

Whats New
Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

Whats New
KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

Whats New
Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Whats New
Bank Muamalat Bidik Pertumbuhan Tabungan Haji 15 Persen Sepanjang 2024

Bank Muamalat Bidik Pertumbuhan Tabungan Haji 15 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Kepala Otorita IKN Mundur, Kadin Yakin Investor Tidak Akan Hengkang

Kepala Otorita IKN Mundur, Kadin Yakin Investor Tidak Akan Hengkang

Whats New
Kepala Otorita IKN Mundur, Luhut Singgung soal Tak Bisa Eksekusi Lahan

Kepala Otorita IKN Mundur, Luhut Singgung soal Tak Bisa Eksekusi Lahan

Whats New
Bos BI Ramal Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Rp 15.300 - Rp 15.700 pada 2025

Bos BI Ramal Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Rp 15.300 - Rp 15.700 pada 2025

Whats New
Ada Pemadaman Listrik, Operasional LRT Palembang Berhenti Sementara

Ada Pemadaman Listrik, Operasional LRT Palembang Berhenti Sementara

Whats New
Kepala Otorita IKN Baru Bakal Dipilih Jokowi atau Prabowo? Ini Jawaban Pemerintah

Kepala Otorita IKN Baru Bakal Dipilih Jokowi atau Prabowo? Ini Jawaban Pemerintah

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Naik 12 Persen Jadi 1,7 Juta Orang pada Mei 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Naik 12 Persen Jadi 1,7 Juta Orang pada Mei 2024

Whats New
Menteri ESDM Ungkap Alasan Freeport Bisa Perpanjang Kontrak hingga Cadangan Habis

Menteri ESDM Ungkap Alasan Freeport Bisa Perpanjang Kontrak hingga Cadangan Habis

Whats New
Menakar Peluang Investasi di Pasar Indonesia

Menakar Peluang Investasi di Pasar Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com