Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Tergelincir, Terbebani Penguatan Dollar AS

Kompas.com - 21/07/2023, 09:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia tergelincir dari ke level tertinggi dalam dua bulan pada akhir perdagangan Kamis (20/7/2023) waktu setempat atau Jumat pagi WIB.

Harga emas turun karena terbebani dollar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau U.S Treasury yang menguat pada perdagangan kemarin.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot turun turun 0,4 persen menjadi di level 1.968,84 dollar AS per ons, setelah di awal sesi sempat mencapai level tertinggi dalam dua bulan atau sejak 17 Mei 2023.

Begitu pula dengan harga emas berjangka Comex New York Exchange yang turun 0,4 persen ke level 1.972 dollar AS per ons.

"Imbal hasil dan dollar AS menguat, dan kami melihat terjadi sedikit efek sebaliknya pada emas. Juga untuk mencapai level 2.000 dollar AS, ini akan menjadi sedikit tantangan bagi pasar emas dalam jangka pendek," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

Baca juga: Harga Emas Dunia Naik berkat Adanya Ekspektasi Jeda Suku Bunga AS

Indeks dollar AS naik 0,5 persen ke level 100,84 pada perdagangan kemarin, setelah data klaim tunjangan pengangguran AS menunjukkan jumlah klaim baru secara tak terduga turun pada pekan lalu.

Penurunan tersebut menggambarkan bahwa pasar tenaga kerja AS masih menguat, sehingga meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) kemungkinan dapat melanjutkan tren kenaikan suku bunga.

Di sisi lain, ekspektasi tersebut turut membuat imbal hasil U.S Treasury tenor 10 tahun yang menjadi acuan, naik menjadi di level 3,850 persen pada perdagangan kemarin.

Kondisi penguatan dollar AS itu membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi minat investor terhadap emas.

Sementara penguatan imbal hasil U.S Treasury meredupkan daya tarik emas yang memang tidak memiliki imbal hasil.

Baca juga: Harga Emas Dunia Merosot, Terbebani Rilis Data Tenaga Kerja AS yang Menguat

Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Menilik Proyek Kereta Cepat Malaysia yang Mangkrak | ESDM soal kemungkinan Masyarakat Bakal Serbu Pertalite

[POPULER MONEY] Menilik Proyek Kereta Cepat Malaysia yang Mangkrak | ESDM soal kemungkinan Masyarakat Bakal Serbu Pertalite

Whats New
Kenaikan Harga Beras Capai Level Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir

Kenaikan Harga Beras Capai Level Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir

Whats New
Cara Bayar BPJS Ketenagakerjaan Pakai LinkAja

Cara Bayar BPJS Ketenagakerjaan Pakai LinkAja

Spend Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BSI

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BSI

Spend Smart
Cara Bayar Netflix Pakai GoPay, DANA, dan OVO dengan Mudah

Cara Bayar Netflix Pakai GoPay, DANA, dan OVO dengan Mudah

Spend Smart
Cara Bayar Kartu Kredit Mandiri lewat ATM dan Aplikasi Livin'

Cara Bayar Kartu Kredit Mandiri lewat ATM dan Aplikasi Livin'

Spend Smart
Sempat Gangguan, Laman OJK Telah Normal Kembali

Sempat Gangguan, Laman OJK Telah Normal Kembali

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Mendapatkan Tiket Gratis Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Sudah Dibuka, Ini Cara Mendapatkan Tiket Gratis Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Whats New
OJK: Minat Nasabah Terhadap Pembiayaan Produktif Syariah Perlu Ditingkatkan

OJK: Minat Nasabah Terhadap Pembiayaan Produktif Syariah Perlu Ditingkatkan

Whats New
Rhenald Kasali: Literasi Digital dan Bahasa Keuangan Jadi Kunci Kuasai Uang

Rhenald Kasali: Literasi Digital dan Bahasa Keuangan Jadi Kunci Kuasai Uang

Whats New
Pengamat: Bursa CPO Bukan Solusi untuk Permasalahan Industri Sawit di RI

Pengamat: Bursa CPO Bukan Solusi untuk Permasalahan Industri Sawit di RI

Whats New
Goldman Sachs Sebut China Alami Peningkatan Permintaan Tembaga, Besi, dan Minyak

Goldman Sachs Sebut China Alami Peningkatan Permintaan Tembaga, Besi, dan Minyak

Whats New
Bantu Petani Karet, PGN bersama Masyarakat Kembangkan Pupuk Organik Terjangkau

Bantu Petani Karet, PGN bersama Masyarakat Kembangkan Pupuk Organik Terjangkau

Whats New
Ada Konflik di Rempang, Menteri Bahlil: Xinyi Paham Kondisi Saat Ini

Ada Konflik di Rempang, Menteri Bahlil: Xinyi Paham Kondisi Saat Ini

Whats New
Meski Sudah Diresmikan, Tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung Belum Ditetapkan

Meski Sudah Diresmikan, Tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung Belum Ditetapkan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com