Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Menko Airlangga Sebut 30 Negara Jadi Pasien IMF, 11 Mulai Membaik

Kompas.com - 26/07/2023, 18:40 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, terdapat 30 negara yang menjadi pasien IMF atau Dana Moneter Internasional. Dari jumlah tersebut, sebanyak 11 negara baru mulai membaik.

"Per hari ini ada 30 negara menjadi pasien IMF dan 11 baru mulai membaik," dalam acara Main Event Sewindu Proyek Strategis Nasional, Rabu (26/7/2023).

Sebagai perbandingan, pada Krisis Moneter 1998, hanya kurang dari 10 negara yang menjadi pasien IMF. Namun, kali ini pasca pandemi Covid-19 lebih banyak negara menjadi pasien IMF.

"Semua negara menghadapi masalah food, fertilizer, dan energy. Alhamdulilah, Indonesia menangani itu semua," ungkap dia.

Baca juga: Rekam Jejak Kemenko Perekonomian, dari Stabilitasi Ekonomi Pascakemerdekaan hingga Kesiapan Hadapi Krisis Global

Menurut dia, berbagai negara di dunia juga sedang menghadapi masalah inflasi. Dengan itu, Airlangga menyebut masalah dunia hari ini tidak hanya kompleks, tetapi juga bertingkat.

Beberapa faktor yang menyebabkan hal itu antara lain adanya el nino, masalah perang, dan masalah ketegangan China dan Amerika Serikat.

"Itu semuanya kompleks," imbuh dia.

Lebih lanjut, ia melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di atas rata-rata negara G20.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga berada di atas berbagai negara lain di dunia.

Baca juga: Sejarah Utang Indonesia ke IMF

"Bahkan di antara negara-negara terbesar di dunia G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu adalah yang kedua. Kita tumbuh di 5,03 persen," ucap dia.

Kemudian, Airlangga melaporkan tingkat optimisme kalangan industri terhadap perekonomian atau Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di level ekspansif 52,7.

Sebagai perbandingan, Malaysia memiliki PMI Manufaktur di tingkat 47,7, Vietnam 46,2, dan Filipina 50,9.

"Perekonomian juga mengakibatkan pengangguran turun, jadi tingkat pengangguran kembali ke level di angka 5,45, pengangguran terbuka," tutup dia.

Baca juga: IMF Bujuk RI Cabut Larangan Ekspor Nikel, Luhut: Ngapain Kami Tolong Negara Maju

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com