JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bakal meningkatkan kecepatan kereta api hingga 160 kilometer per jam. Adapun saat ini rata-rata kecepatan kereta api sekitar 120 kilometer per jam setelah diberlakukannya Grafik Perjalanan Kereta (Gapeka) 2023 pada 1 Juli lalu.
Direktur Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal, untuk merealisasikannya pihaknya akan menggandeng Malaysia. Adapun saat ini PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Malaysia.
"Hari ini di PT KAI dia sedang sudah ber-MoU dengan Malaysia, bagaimana untuk mencapai ke 160 km per jam lintas yang ada, itu yang dilakukan," ujarnya saat media briefieng di Gedung Kemenhub, Jakarta, Jumat (5/8/2023).
Baca juga: Cara Ganti Jadwal Tiket Kereta Api Tanpa ke Stasiun dan Biayanya
Dia bilang, untuk menambah kecepatan laju kereta api bukanlah hal yang sulit. Hanya saja dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk menyiapkan sarana dan prasarana penunjang yang mumpuni untuk kecepatan kereta 160 km per jam.
"Sebenarnya enggak sulit tapi butuh duit. Karena apa? Ballastnya harus dicuci, relnya, ada mesin yang harus dibeli untuk mempercepat proses tersebut sehingga kecepatan bisa 160 km per jam," ungkapnya.
"Sejujurnya kita iri sama Malaysia, dia relnya 1.000 tapi bisa 160, kita 1.500 masih di 120. Tapi perlahan kita akan lakukan ya, kita lebih jauh lebih panjang dari mereka," tambahnya.
Berdasarkan Gapeka 2023, kecepatan kereta sekarang sudah di posisi 120km/jam, dari sebelumnya 80km/jam. Bahkan, ke depannya akan mencapai 160 km/jam.
Seiring dengan meningkatnya kecepatan kereta api, Risal mengimbau masyarakat pengguna jalan untuk lebih waspada ketika melintas di perlintasan sebidang guna mencegah terjadinya kecelakaan.
“Artinya, kereta sudah tambah cepat ketika menuju dan melewati perlintasan sebidang. Belum lagi saat ini sudah double track, bahkan double double track. Artinya, kereta yang melintas sudah semakin banyak dan semakin cepat. Maka, kita harus lebih waspada dengan perlintasan,” tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.