Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Ada Operasi Pasar dan Bantuan Pangan, Ombudsman: Harga Beras Naik Terus...

Kompas.com - 19/09/2023, 07:10 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ombudsman RI menilai langkah pemerintah melakukan operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan mengguyur bantuan sosial (bansos) belum cukup meredam tingginya harga beras.

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengatakan, berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) harga beras premium rata-rata nasional pada 6 Agustus 2023 adalah Rp 13.610 per kilogram. Kemudian sebut dia, harga beras premium terus naik dan pada 17 September 2023 mencapai Rp 15.180 per kilogran.

Demikian juga harga beras medium. Dengan rentang waktu yang sama, harga beras medium semula Rp 11.990 kemudian naik menjadi Rp 12.700 per kilogram.

"Walaupun sudah ada beras SPHP ternyata harga naik terus," ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (18/9/2023).

Baca juga: Ombudsman RI Beberkan 3 Penyebab Harga Beras Mahal

Upaya pemerintah menstabilkan harga beras juga dilakukan lewat kebijakan bansos beras. Pemerintah telah mulai menyalurkan beras bansos tahap II semenjak 11 September yang lalu dengan sasaran penerima 21.353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Sebanyak 640.000 ton beras disalurkan dan setiap KPM mendapatkan 10 kilogram beras dalam tiga kali penyaluran hingga November 2023. Namun, langkah ini dinilai belum bisa menstabilkan harga beras.

"Pemerintah sudah memberikan bantuan pangan. Kami ukur nih, tetap liar tuh harganya. Meski sudah ada bantuan beras, ternyata harga naik terus," kata dia.

Dia pun membeberkan ada 3 penyebab utama yang membuat harga beras mahal.

Pertama adalah permasalahan iklim. Menurut dia, permasalahan iklim sebenarnya tidak terlalu berdampak signifikan terhadap kenaikan harga beras.

Sebab menurut dia, meskipun di suatu daerah ada yang mengalami penurunan produksi padi akibat kekeringan, maka produksinya masih bisa dipasok dari daerah lain.

Halaman:
Baca tentang

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com