BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) masih melakukan kajian terkait dengan aturan penutupan kode broker. Hal ini karena banyak yang berpandangan bahwa kode broker mengakibatkan sepinya transaksi yang terjadi di pasar modal Tanah Air.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia Irvan Susandy mengatakan, saat ini pasar tengah dihadapkan oleh berbagai sentimen, seperti perang Israel - Hamas hingga kenaikan suku bunga.
“Susah mengukur likuiditas pasar, kan enggak ada yang bisa berdiri sendiri. Kita sekarang bilang sepi karena penutupan kode broker, iya kalau benar. Tapi kan dalam ada masalah perang juga, dan kalau saya bilang (transaksi sepi) karena interest rate salah enggak?” ujar Irvan di Balikpapan, Jumat (17/11/2023).
“Jadi kita susah memilah, apakah kebijakan yang kita ambil ini bisa dinilai secara independen satu faktor,” lanjutnya.
Baca juga: Kata OJK soal Wacana Pembukaan Kode Broker dan Domisilii
Irvan mengatakan, dalam setiap proyek dan keputusan yang diambil oleh BEI, tentu mempengaruhi pasar. Namun, tetap saja, aturan tersebut dilakukan evaluasi.
“Hampir semua projek bursa itu kami ada peninjauan. Perubahan proyek kan belum tentu langsung fit di market, baik terkait dengan market maupun tidak. Makanya ada possible implementation review, kalau sudah fit proyeknya akan ditutup. Kalau belum fit (harus dievaluasi lagi),” lanjut dia.
Irvan menekankan, pihaknya akan kembali melakukan review terkait dampak penutupan kode broker dan domisili kepada para anggota bursa atau AB. Ke depannya, ia akan melihat kembali hasil dari revieew tersebut.
“Bagian proses itu, kami balik lagi ke teman-teman AB, ini kalau kita buka nih sesi I misalnya, bagaimana responsnya. Kode broker dalam proses review, itu salah satu prosesnya kami meminta pandangan dari pelaku, makanya kami lihat akan seperti apa hasil review-nya,” ungkap Irvan.
“Kalau dibilang ada pengaruh mungkin ada pengaruh, tetapi seberapa besar, itu yang kita enggak bisa nilai secara independen. Karena market faktornya banyak. Multifaktor, global, mulai perang Ukraina, sekarang Israel, terus interest rate, bounce market, macam-macam kan,” tambahnya.
Irvan menekankan, pada dasarkan penutupan kode broker dan domisili bertujuan untuk mengubah behavior ritel yang cenderung berinvestasi tanpa melihat fundamental perusahaan.
“Berpengaruh menurut saya pasti ada pengaruh, karena mengubah behaviour, mengubah cara orang melakukan transaksi, cara orang berpikir untuk melakukan transaksi,” jelasnya.
Baca juga: BEI: Penghapusan Kode Broker untuk Cegah Aksi Goreng Saham
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.