Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rosa Rosa" Versi Irwan Hidayat

Kompas.com - 13/10/2010, 07:49 WIB
Oleh Pieter P Gero

KOMPAS.com - Belakangan ini iklan produk Kuku Bima Energik ataupun Tolak Angin dengan bintang sejumlah olahragawan dan tokoh berlatar belakang budaya dan pemandangan alam bermunculan di media massa. Kedua produk itu merupakan produk andalan PT Sido Muncul yang dipimpin Irwan Hidayat.

Pria kelahiran Yogyakarta, 23 April 1947, dan sulung dari lima bersaudara ini meneruskan bisnis jamu yang dikembangkan dari sang nenek sejak 70 tahun lalu. Berawal di Yogyakarta, sejak tahun 1949, PT Sido Muncul (Impian yang Terwujud) pindah dan berbasis di Semarang, Jawa Tengah.

Ditemui di kantornya di Jakarta awal Oktober, Irwan bertutur soal bagaimana dia mengelola perusahaan keluarga ini bersama adik-adiknya. ”Kompak dan rukun menjadi modal utama PT Sido Muncul seperti sekarang ini. Soal kesuksesan merupakan rahasia Tuhan,” ujarnya. Dia menambahkan, ”Jika saudara rukun, tanah akan menjadi emas”.

Berikut petikan wawancara dengan Irwan Hidayat:

Mengedepankan budaya dan keunikan alam dalam promosi produk, apa latar belakangnya?

Pertama, ide ini muncul saat Malaysia menggunakan sejumlah budaya kita sebagai bagian dari promosi pariwisatanya. Ini berarti semua budaya kita itu bagus dan dimanfaatkan negara lain. Mengapa kita sendiri tidak menggunakannya? Saya lantas berpikir mengapa tidak saya gunakan dan digabungkan dengan mengiklankan, mempromosikan produk saya. Jadi, di satu sisi saya berharap penjualan produk meningkat sekaligus juga membuat budaya dan keunikan alam kita menjadi lebih berguna.

Maksudnya?

Seperti pariwisata. Kami pergi ke Papua, Sumba Barat (Nusa Tenggara Timur), serta Labuan Bajo dan Komodo (Flores Barat, Nusa Tenggara Timur). Iklan dan promosi itu bisa memuat produk kami dikenal orang dan daerah- daerah ini lebih maju, terutama pariwisatanya, karena kini dikenal orang.

Kuku Bima Energik dengan bintang iklan olahragawan hingga Mbah Marijan bagaimana?

Pertama, itu jamu kuat. Tahun 2004, kami buat pengembangannya sebagai minuman energik. Jadilah merek Kuku Bima Energik. Bukan jamu lagi, tetapi minuman suplemen untuk menambah semangat dan daya tahan tubuh. Jadi, para olahragawan yang dipakai. Tetapi, kami menggunakan Mbah Marijan itu karena praktisi kebudayaan, penjaga Gunung Merapi, ini khan tradisi orang Indonesia. Dia juga kejawen. Terus menggunakan kata rosa (baca: roso) itu karena menjunjung bahasa lokal. Mengapa harus pakai bahasa asing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com