Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penundaan Harus Diimbangi Efisiensi

Kompas.com - 16/03/2012, 21:26 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penundaan kenaikan TDL bisa tidak berdampak, jika pemerintah dan DPR dapat menutup biaya produksi listrik dengan penambahan subsidi.

Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, di Jakarta, saat dihubungi, Jumat (16/3/2012).

"Kalau subsidi tidak bisa menutup produksi, maka sudah pasti konsumsi bahan bakar minyak harus diturunkan oleh PLN, yang artinya dapat berdampak pada keandalan pasokan. Kompromi terbaik adalah, pemerintah menaikkan subsidi, tetapi biaya produksi perlu yang paling efisien," kata Fabby.

Akan tetapi, risiko membengkaknya biaya produksi karena kenaikan harga minyak dunia tetap ada, dan artinya asumsi biaya produksi dapat lebih tinggi dari yang diasumsikan saat pembahasan APBN Perubahan 2012.

Sebelumnya, Komisi VII DPR dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah sepakat untuk menunda rencana kenaikan tarif dasar listrik. Alasannya, kenaikan TDL itu dikhawatirkan akan menambah berat beban masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga bahan bakar minyak. Pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Premium dan solar Rp 1.500 per liter pada April nanti.  

Pemerintah sebelumnya mengajukan usulan kenaikan TDL secara bertahap sebesar 3 persen setiap triwulan, yakni pada Mei, Agustus, dan November 2012. Total besaran kenaikan TDL sebesar 9 persen, dengan potensi penghematan subsidi listrik Rp 4,65 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com