Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Banyak Ekspor Antibiotik ke Indonesia

Kompas.com - 10/05/2012, 14:59 WIB
Indira Permanasari S

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketergantungan bahan baku obat Indonesia salah satunya dari India. Negara itu utamanya mengekspor bahan baku antibiotik ke Indonesia. Untuk negara yang masih berperang melawan penyakit infeksi seperti Indonesia, antibiotik merupakan kebutuhan obat mendasar.

Direktur Jenderal Pharmaceutical Export Promotion Council of India, PV Appaji mengatakan, India banyak mengekspor bahan baku obat untuk antibiotik dan sejumlah lifestyle drugs seperti obat antidarah tinggi, diabetes, jantung, dan gangguan pernafasan.

Selain mengekspor bahan baku obat, India juga mengekspor obat generik. Nilai ekspor bahan baku obat dari India ke Indonesia sekitar 45 juta US dolar, sedangkan, untuk nilai ekspor obat generik sekitar 12,5 juta US dolar.

"Harga bahan baku obat dan obat generik dari India jauh lebih murah karena di negara asalnya itu biaya produksi dapat ditekan. Bahkan obat kanker senilai 3500 dollar AS setiap kali pengobatan dapat ditekan menjadi 100 dollar AS setiap kali pengobatan menggunakan obat kanker dari India," ujar Appaji usai pembukaan pameran niaga bahan baku farmasi terbesar pertama di ASEAN, Convention on Pharmaceutical Ingredients Southeast Asia (CPhI SEA) di Jakarta International Expo, Kamis (10/5/2012).

Dia mengatakan, berkembangnya industri farmasi di India hingga seperti saat ini membutuhkan waktu sekitar 40 tahun.

Dulu, India mengalami masalah yang sama dengan Indonesia yakni mengatasi berbagai penyakit di tengah mahalnya harga obat. Titik mulai bergerak majunya industri farmasi ketika pemerintah dengan dukungan industri mendorong penggunaan dan produksi obat generik pada tahun 1970-an.

Saat ini, industri farmasi India berkontribusi sekitar 8 persen dari total produksi obat dunia d an mengekspor obat ke negara maju seperti Amerika dan Eropa yang sangat ketat regulasi farm asinya. Dari India pula obat-obatan untuk program eliminasi global tuberkulosis, HIV/AIDS, dan malaria yang dilakukan berbagai organisasi internasional berasal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com