Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simpanan Dana Haji Pindah Lagi ke Bank Syariah

Kompas.com - 17/09/2012, 11:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Perbankan syariah boleh bergembira: dana haji bakal balik lagi ke brankas ke mereka. Migrasi ini bisa mendatangkan banjir likuiditas, setelah dana pihak ketiga bank syariah sempat tumbuh rendah selama semester I 2012.

Namun, bank syariah perlu membayar ongkos besar sumber dana itu. Dana yang berlabelkan tabungan haji ini akan disimpan dalam bentuk deposito, dengan permintaan bunga di atas bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Kondisi ini tentu saja mengerek biaya dana (cost of fund) dan akhirnya bank mendistribusikan biaya tersebut ke nasabah peminjam dalam bentuk kenaikan imbal hasil. Sedangkan pemerintah merasa membutuhkan perlakuan khusus, agar dana haji bisa menghasilkan hasil investasi yang lebih baik.

Karena alasan mencari imbal hasil lebih tinggi, pemerintah memindahkan dana haji di deposito bank ke instrumen sukuk. Pembanding saja, penempatan dana di sukuk bisa mendulang yield minimal 8 persen  per tahun. Sedangkan bunga deposito 5 persen  hingga 6 persen.

Direktur Bisnis Bank BNI Syariah, Imam Teguh Saptono, mengatakan Kementerian Agama (Kemenag) meminta bunga tinggi dalam penempatan dana haji hingga 6 persen  dengan tenor pendek.

Imam menjelaskan, tahap awal, dana haji ditempatkan di rekening giro kemudian ke deposito. Jika mereka ingin mencairkan, dana tersebut akan pindah lagi ke giro.

"Namanya tabungan tetapi mereka menyimpan dana di deposito, bisa meminta bunga hingga 6 persen," kata Imam, akhir pekan lalu.

Direktur Institutional Banking Bank Mandiri, Abdul Rachman, menuturkan perseroan memberikan bunga sebesar 5,5 persen  untuk simpanan dana haji. Menurutnya, bank yang masih menawarkan bunga tinggi, karena mereka sedang membutuhkan likuiditas. "Simpanan dana haji di bank itu tenornya hanya satu tahun, tapi sifatnya terus-menerus," kata Rachman.

Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah, Anggito Abimanyu, menyangkal Kemenag meminta bunga dana haji tinggi, karena pemberian itu berdasarkan persetujuan akad dan imbal hasilnya. Namun, Anggito enggan menyampaikan rata-rata pemberian bunga dana haji yang disimpan di deposito.

"Awal tahun akan kami pindahkan dana haji dari konvensional ke bank syariah, nanti kami akan membuat tender," kata Anggito.

Seperti diketahui, rasio bunga simpanan bank masih sebesar 5,5 persen. September 2012 ini LPS menetapkan bunga simpanan bank umum sebesar 5,5 persen  untuk rupiah dan 1,00 persen  untuk valuta asing (valas), sedangkan bank perkreditan rakyat (BPR) sebesar 8 persen.

Informasi saja, saat ini total dana haji yang dikelola Kemenag mencapai Rp 43 triliun. Rinciannya sekitar Rp 35 triliun ditempatkan di sukuk dan Rp 8 triliun ditempatkan di bank syariah dan konvensional. Saat ini ada 27 bank penampung dana haji. Kebijakan konversi dana haji menjadi sukuk membuat perbankan kesulitan likuiditas. Sebelumnya dana haji di bank syariah mencapai Rp 11 triliun. Pasca konversi tinggal Rp 2 triliun. (Nina Dwiantika/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

    Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

    Work Smart
    Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

    Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

    Whats New
    Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

    Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

    Whats New
    Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

    Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

    Whats New
    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Whats New
    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Whats New
    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Whats New
    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Whats New
    Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

    Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

    Whats New
    Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

    Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

    Whats New
    MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

    MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

    Whats New
    Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

    Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

    Whats New
    Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

    Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

    Whats New
    Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

    Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

    Whats New
    Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

    Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com