Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RNI Merambah ke Industri Peternakan

Kompas.com - 12/10/2012, 17:03 WIB
Tjahja Gunawan Diredja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), salah satu BUMN yang bergerak di industri gula, kini mulai merambah ke industri peternakan yakni mengembangkan program pembibitan dan penggemukan sapi.

Tahun ini, RNI merencanakan pengadaan sapi sebanyak 5.600 ekor di Sumatera Selatan dan Jawa Barat.

Menurut Direktur Utama PT RNI, Ismed Hasan Putro, di sela HUT RNI ke-48 di Jakarta, Jumat (12/10/2012), program pembibitan dan penggemukan sapi ini dilakukan di areal pabrik gula milik RNI. Pola pengembangan pengadaan sapi ini, melibatkan petani sebagai plasma.

"Mereka mendapat pinjaman dari BRI dengan suku bunga 4 persen per tahun, dan RNI yang bertindak sebagai avalis atau penjamin dari pinjaman tersebut," katanya.

Setelah digemukkan, selanjutnya sapi dijual kepada perusahaan BUMN lainnya, yang memang bergerak dalam industri peternakan yakni PT Berdikari.

Ismed menjelaskan, tujuan program pengadaan sapi ini antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama mereka yang berada di sekitar pabrik gula milik RNI. Selain itu, untuk mendukung usaha swasembada daging sapi pemerintah.

Ini juga sekaligus sebagai solusi menyeluruh dan inklusif dalam perkembangan bisnis RNI. Tujuan lain adalah untuk memanfaatkan pucuk tebu dan limbah kelapa sawit untuk pakan ternak.

Di Sumsel, RNI juga memiliki usaha perkebunan kelapa sawit yang dikelola PT Mitra Ogan.

"Melalui program pembibitan dan penggemukan sapi ini, bisnis RNI bisa ikut dijaga oleh masyarakat sekitar. Pada saat yang sama, program ini juga membuka lapangan kerja baru, khususnya bagi sarjana peternakan sebanyak 1.500 orang, pemuda desa 1.100 orang, dan masyarakat luas sebanyak 6.000 orang," ungkap Ismed.

Tahun 2013, RNI akan menambah jumlah sapi yang akan digemukkan menjadi 140.000 ekor, dengan menggunakan pola kerja sama inti plasma. Dari jumlah itu, RNI yang bertindak sebagai inti, akan membibitkan dan menggemukan sapi sebanyak 15.000 ekor. Petani selaku plasma akan menggemukan sapi sebanyak 125.000 ekor.

Sementara jumlah plasma yang terlibat sebanyak 8.000 orang. Kendala yang dihadapi dalam program ini, lanjut Ismed, ketersediaan jumlah bakalan sapi yang masih rendah karena itu RNI mengajukan ijin untuk mengimpor bakalan sapi sebanyak 15.000 ekor. Sementara dukungan pendanaan dari bank masih terbatas.

"RNI telah mengajukan pendanaan kepada bank untuk mendukung program kemitraan inti plasma," ujar Ismed Hasan Putro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com