Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2012, 18:01 WIB
Nasrullah Nara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Pemerintah harus memastikan bahwa penerapan jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) tahun depan, lebih baik seiring efektifnya  Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) pada 2014. Membaiknya realisasi jaminan sosial  dengan sendirinya menjawab kegundahan di kalangan buruh dan pekerja.  

"Selama ini pekerja beranggapan bahwa BPJS kelak malah akan membebani mereka, dan kualitas pelayanan bakal menurun dibandingkan dengan  era Jamsostek selama ini," ujar Anggota Komisi IX DPR Zuber Safawi di Jakarta, Jumat (23/11/2012), terkait rencana dimulainya operasional BPJS tahun 2014.

"Kesimpang-siuran di kalangan buruh dan pekerja, harus dijawab dengan kepastian jaminan yang makin baik," ujar politisi dari PKS ini. 

Zuber merujuk pada jaminan pelayanan kesehatan bagi pekerja dan keluarganya, yang menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2012 (atas perubahan kedelapan PP Nomor 14/1993) tentang penyelenggaraan Jamsostek, ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha dan pemberi kerja.

"Adapun besarannya menurut PP 53/2012, enam persen dari upah bagi pekerja yang sudah berkeluarga dan tiga persen bagi lajang," katanya.  

Menjelang BPJS Kesehatan, yang lebih dulu dilaksanakan pada 2014, Zuber meminta skema regulasi, terutama terkait iuran dan jaminan pelayanan kesehatan bagi pekerja dan keluarganya ditambah, sesuai dengan kebijakan BPJS.  Wacana besaran iuran BPJS kesehatan saat ini berkisar pada Rp 20.000-Rp 27.000 per jiwa per bulan. 

"Berapa pun besarannya nanti, beban iuran ini seharusnya bisa ditanggung pemberi kerja, sehingga tidak menjadi beban bagi buruh dan pekerja," tambah Zuber.  

Gagasan Zuber tersebut sesuai dengan semangat pembentukan BPJS (yang merupakan kelanjutan program dan transformasi dari Askes dan Jamsostek) bahwa kualitas jaminan kesehatan dan jaminan sosial tenaga kerja yang telah dijalankan sebelumnya, tidak boleh berkurang, dan sebaliknya harus lebih baik lagi.

Ia juga meminta PT Askes sebagai BPJS Kesehatan meningkatkan kinerjanya jauh lebih pesat, karena adanya pertambahan peserta yang signifikan pasca Januari 2014.

PT Askes terutama akan mengelola peserta limpahan dari program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) PT Jamsostek.  

"Kedua instansi harus bekerjasama untuk memastikan program JPK bagi peserta tetap berjalan, dan tidak boleh berkurang kualitasnya," kata Zuber.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak Jadwal Operasional Layanan Bank Indonesia Selama Periode Nataru 2024

Simak Jadwal Operasional Layanan Bank Indonesia Selama Periode Nataru 2024

Whats New
Pedagang Pasar Proyeksi Harga Bapok Akan Naik 75 Persen Saat Nataru

Pedagang Pasar Proyeksi Harga Bapok Akan Naik 75 Persen Saat Nataru

Whats New
Cek Rincian Harga Emas Antam 8 Desember 2023

Cek Rincian Harga Emas Antam 8 Desember 2023

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 8 Desember 2023

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 8 Desember 2023

Spend Smart
Kemenhub Masih Kaji Usulan Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Kemenhub Masih Kaji Usulan Penambahan Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Kopo

Whats New
Mampukah IHSG Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini 8 Desember

Mampukah IHSG Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini 8 Desember

Whats New
Tak Kuat Modal, 2 Perusahaan Pinjol Kembalikan Izin Usaha ke OJK

Tak Kuat Modal, 2 Perusahaan Pinjol Kembalikan Izin Usaha ke OJK

Whats New
Kala Kemenko Perekonomian dan Kemendag Saling “Lempar Batu” soal Utang Minyak Goreng... 

Kala Kemenko Perekonomian dan Kemendag Saling “Lempar Batu” soal Utang Minyak Goreng... 

Whats New
Didorong Sentimen AI, Nasdaq Ditutup Menguat 1,37 Persen

Didorong Sentimen AI, Nasdaq Ditutup Menguat 1,37 Persen

Whats New
Ini Temuan BPK di Cucu Usaha Semen Indonesia dan Proyek Gas JTB

Ini Temuan BPK di Cucu Usaha Semen Indonesia dan Proyek Gas JTB

Whats New
Timnas Amin Kritik Kebijakan Hilirisasi, Bahlil: Pikirannya Jangan Sempit

Timnas Amin Kritik Kebijakan Hilirisasi, Bahlil: Pikirannya Jangan Sempit

Whats New
Sebagian Besar Serangan Siber ke Perusahaan akibat dari Kelalaian Manajemen

Sebagian Besar Serangan Siber ke Perusahaan akibat dari Kelalaian Manajemen

Whats New
Soal ASN Berkinerja Buruk Akan Dipindah ke IKN, Kepala Otorita: Itu Bercanda Kali...

Soal ASN Berkinerja Buruk Akan Dipindah ke IKN, Kepala Otorita: Itu Bercanda Kali...

Whats New
[POPULER MONEY] Dampak Boikot Produk Israel ke Indonesia | Mendag Izinkan TikTok Duet dengan Tokopedia

[POPULER MONEY] Dampak Boikot Produk Israel ke Indonesia | Mendag Izinkan TikTok Duet dengan Tokopedia

Whats New
Bahlil Bocorkan Perkembangan Nasib Kontrak Freeport

Bahlil Bocorkan Perkembangan Nasib Kontrak Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com