Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/11/2012, 13:35 WIB
|
EditorErlangga Djumena

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat energi, Fabby Tumiwa, menilai PT Perusahaan Listrik Negara Persero (PLN) diusulkan menjadi perusahaan energi. Sebab, hal itu akan menjamin pasokan energi ke depan sehingga ketersediaan listrik dalam negeri aman.

"Perusahaan listrik di luar negeri seperti di Amerika Serikat sudah terintegrasi jadi perusahaan energi. Mereka menjadi perusahaan listrik dan gas," kata Fabby dalam diskusi publik "Rasionalisasi Tarif Listrik Menuju Subsidi Tepat Sasaran" di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (26/11/2012).

Fabby mengatakan pasokan energi terutama sumber daya alam tak terbarukan di dalam negeri memang banyak, tetapi tetap terbatas. Untuk melindungi dari kenaikan harga energi ke depan, masyarakat harus disadarkan bahwa harga energi akan semakin mahal.

"Termasuk harga energi yang akan digunakan bahan bakar minyak dan listrik," katanya.

Fabby menyesalkan selama ini harga batubara yang diperoleh di dalam negeri justru memakai patokan harga internasional. Padahal, sumber daya alam tersebut benar-benar diperoleh di dalam negeri dan akan dialokasikan di dalam negeri. "Saya juga heran ini kan tanah-tanah kita, batubara kita, mengapa memakai harga internasional," katanya.

Padahal, bila menjadi perusahaan energi, PLN bisa mematok harga batubara yang diperolehnya di dalam negeri sehingga keamanan pasokan energi listrik PLN juga akan aman. Apalagi, energi primer PLN di masa depan juga akan didominasi batubara. Nilainya sekitar 65 persen dari total energi primer pada 2020.

"Di sini perusahaan batubara besar juga tidak banyak, apalagi di sini juga banyak perusahaan batubara dikuasai asing," katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PLN Nur Pamudji menjelaskan tidak akan mengubah fokus PLN dari perusahaan listrik menjadi perusahaan energi. "Kami akan fokus ke perusahaan listrik. Kalau kami fokus, PLN juga akan tetap untung," kata Pamudji.

Menurut Pamudji, hal tersebut sudah terbukti dengan adanya PLN Batam yang sudah menjual listrik dengan tarif progresif. Saat ini, PLN Batam sudah untung Rp 100 miliar dan terus berinvestasi untuk bisa menjual listrik ke kepulauan lain. "PLN Batam ini ingin menjual listriknya ke Pulau Bintan. Wilayah lain juga akan mengadopsi model seperti itu," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+