Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skema Ponzi Madoff, JPMorgan Dituduh Terlibat

Kompas.com - 05/01/2013, 15:51 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan Amerika Serikat mengancam untuk menghukum JPMorgan Chase & Co akibat tak menyerahkan dokumen-dokumen ke regulator yang menyelidiki keterlibatan bank itu dalam skema ponzi Bernard Madoff.

Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan AS Eric Thorson memberi tenggat sampai 11 Januari kepada bank terbesar AS itu untuk bekerja sama dengan Office of the Comptroller of the Currency (OOC). Jika tidak, JPMorgan harus menghadapi sanksi.

Dalam suratnya tanggal 21 Desember lalu, JPMorgan beralasan dokumen itu dilindungi oleh hak istimewa klien dan pengacaranya. Kliennya, Bernard Madoff, melakukan penipuan investasi dengan skema Ponzi tahun 2008 silam. Madoff dihukum penjara 150 tahun setelah mengakuinya,

Thorson tak menyebut dokumen apa yang dicari OOC atau fokus penyelidikannya. Tapi sebelumnya, JPMorgan sudah berada dalam masalah lantaran sejumlah badan pemerintah dan anggota parlemen AS menyelidiki kerugian transaksi derivatif bank itu yang mencapai 6,2 miliar dollar AS.

Jenifer Zuccareli, jurubicara JPMorgan, mengatakan pihaknya tentu saja akan melanjutkan kerja sama dengan regulator untuk penyelidikan itu.

"Sengketa ini memunculkan isu penting atas prinsip: Apakah kami dan bank-bank lain, besar dan kecil, punya hak fundamental yang lama diakui di negara ini untuk berkomunikasi dengan bebas dan mengikuti petunjuk konfidensial dari pengacara," kata Zucarelli.

Tuntutan kepada JPMorgan

Wali yang bertugas melikuidasi perusahaan Madoff, Irving H. Picard, menuntut JPMorgan pada Desember 2010. Tuduhannya adalah bank itu membantu fraud yang dilakukan Madoff. Namun, tuntutan senilai 19 miliar dollar AS itu tak dikabulkan. Picard kemudian naik banding.

"JPMorgan memiliki laporan-laporan keuangan yang jelas-jelas menjadi bukti fraud. JPMrgan adalah bank utama Madoff selama lebih dari dua dekade," kata David J. Sheehan, pimpinan pengacara untuk Picard dari Baker & Hostetler LLP, pada Februari 2011.

Dalam tuntutannya, JPMorgan menarik keuntungan dari rekening Madoff saat 'membantu melanggengkan' fraud Madoff dengan mengabaikan sinyal bahaya, dan melanjutkan produk-produk terstruktur dan mendapat fee untuk menambah keuntungan mereka sendiri."

Selain itu, Picard menuduh JPMprgan menarik 276 juta dollar AS investasinya di sejumlah produk Madoff pada tiga pekan sebelum penangkapan Madoff di 11 Desember 2008. JPMorgan mengatakan penarikan dana itu merupakan bagian dari review keseluruhan direksi atas investasinya di hedge funds.

JPMorgan menjawab tuduhan Picard dengan mengeluarkan pernyatan bahwa ia tak mengetahui masalah atau dengan cara apapun menjadi bagian dari fraud. JPMorgan juga menyebut tuduhan bank memperoleh fee besar dari rekening Madoff itu tak berdasar.

Sebuah studi tahun 2011 oleh Linus Wilson, asisten profesor keuangan di University of Lousiana, bahkan mengungkapkan bahwa JPMorgan meraup raba 398 juta dollar AS sebelum pajak dari simpanan Madoff tahun 1986 hingga 2008. Hitungan ini hitungan konservatif tanpa mengasumsikan dana itu diinvestasikan lagi. JPMorgan menolak berkomentar atas studi ini ketika itu.(Rika Theo/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com