JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan, kepastian pengambilan Blok Mahakam oleh PT Pertamina akan diputuskan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dahlan akan ikut keputusan pemerintah.
"Saya dan Bapak Menteri ESDM Jero Wacik akan melakukan pernyataan pers bersama mengenai hal ini. Tetapi keputusannya di tangan Pak Jero," kata Dahlan, di kantor Pertamina Jakarta, Rabu (3/4/2013).
Dahlan menjelaskan, sejak pagi dirinya sudah melakukan rapat dengan direksi PT Pertamina. Hal ini untuk membicarakan terkait rencana Pertamina mengambil alih Blok Mahakam. Selain itu, dalam rapat itu juga dijelaskan kemampuan Pertamina dalam mengambil Blok Mahakam, termasuk soal dana untuk akuisisinya.
"Mereka bilang mampu. Jadi saya ingin meluruskan bahwa Pertamina itu mampu. Seperti yang kita lihat di Blok West Madura Offshore (WMO) dan PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ)," tuturnya.
Seperti diberitakan, Dahlan ingin agar Pertamina bisa mengambil tambang migas Blok Mahakam 100 persen. "Sebaiknya ambil Blok Mahakam 100 persen penuh. Ini kan sesuai dengan keinginan masyarakat agar Pertamina bisa menjadi kebanggaan bangsa," kata Dahlan.
Dahlan juga mengatakan, kalaupun harus berkolaborasi dengan pihak di dalam negeri, perusahaan yang akan diajak itu harus mampu melakukan eksplorasi tambang minyak dan gas bumi.
Dahlan juga ingin agar Pertamina yang sedikit memiliki saham di Blok Mahakam tersebut terus melakukan eksplorasi minyak. Dengan demikian, setelah Blok Mahakam diambil alih nanti, produksi migas tersebut akan tetap berjalan.
"Jangan sampai setelah diambil alih nanti produksi migasnya malah turun. Jadi mulai sekarang terus eksplorasi," katanya.
Terkait dana untuk membeli Blok Mahakam tersebut, Dahlan ingin agar Pertamina menyiapkan segala sesuatunya. Pihaknya sebagai pemegang saham mayoritas di Pertamina akan menyerahkan mekanisme sepenuhnya ke perseroan.
"Saya bukan dalam kapasitas memutuskan. Saya akan ikut pemerintah. Soal dana itu bisa dicari," katanya.
Selama ini, Blok Mahakam dikuasai oleh kontrak kerja sama (KKS) antara Total E&P Indonesie (Perancis) dan Inpex Corporation (Jepang). Blok Mahakam hingga saat ini memiliki rata-rata produksi sekitar 2.200 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Cadangan blok ini sekitar 27 triliun cubic (tcf).
Sejak 1970 hingga 2011, sekitar 50 persen (13,5 tcf) cadangan telah dieksploitasi, dengan pendapatan kotor sekitar 100 miliar dollar AS. Cadangan yang tersisa saat ini sekitar 12,5 tcf dengan harga gas yang terus naik, Blok Mahakam berpotensi pendapatan kotor 187 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1,7 triliun.
Kontrak Blok Mahakam ini telah ditandatangani pada 31 Maret 1967 dan habis pada 31 Maret 1997. Sebelum Presiden Soeharto lengser, kontrak Blok Mahakam telah diperpanjang selama 20 tahun lagi hingga berakhir pada 31 Maret 2017.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.