Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga-harga Turun, April Deflasi 0,1 Persen

Kompas.com - 01/05/2013, 11:17 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan April ini terjadi deflasi sebesar 0,1 persen. Hal ini disebabkan karena kondisi perekonomian yang relatif terkendali.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, deflasi tersebut disebabkan karena mayoritas harga bahan makanan, sandang, harga beras hingga emas mengalami penurunan.

"Keadaan ekonomi yang relatif terkendali dan harga beberapa kebutuhan pokok dan komoditas turun menyebabkan deflasi 0,1 persen di April 2013," kata Suryamin saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (1/5/2013).

BPS mencatat kelompok bahan makanan mengontribusikan ke deflasi sebesar 0,8 persen dan sandang sebesar 0,13 persen. Sedangkan inflasi untuk tahun kalender masih tercatat 2,32 persen dan inflasi tahunan (yoy) masih tercatat tinggi yaitu 5,57 persen.

Namun Suryamin optimis angka inflasi tahunan tersebut masih bisa ditekan dan diharapkan bisa sesuai dengan target inflasi pemerintah di akhir tahun sebesar 4,9 persen.

"Angka inflasi tahunan yang begitu tinggi ini memang belum final. Sebab masih ada 8 bulan lagi menuju akhir tahun. Semoga semua masih bisa dikontrol," tambahnya.

Sedangkan inflasi komponen inti sebesar 0,14 persen dan inflasi inti tahunan (yoy) sebesar 4,12 persen. BPS mencatat dari 66 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sekitar 68 kota IHK mengalami deflasi  dan 28 kota IHK mengalami inflasi. Angka deflasi tertinggi di Maumere 1,2 persen dan inflasi tertinggi di Padang Sidempuan 0,81 persen, sementara inflasi terendah di Kendari 0,01 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com