Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penikmat BBM Bersubsidi Pemilik Kendaraan Pribadi

Kompas.com - 28/05/2013, 07:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Chatib Basri menegaskan, penyebab sesungguhnya penyesuaian besaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) bukanlah defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang semakin besar. Penyebab sesungguhnya adalah ketidakadilan yang terjadi dalam struktur penerima subsidi BBM.

Dalam rapat kerja membahas APBN-P 2013 dengan Komisi XI di Gedung DPR, Senin (27/5/2013), Chatib mengatakan bahwa selama ini banyak kesalahpahaman yang terjadi dalam masalah penyesuaian harga BBM bersubsidi.

Chatib mengakui, masalah defisit anggaran dalam APBN terkait besarnya beban subsidi bisa saja diatasi dengan sejumlah upaya, seperti peningkatan pendapatan dari pajak, efisiensi pengeluaran belanja negara, dan lain-lain.

"Tapi akar masalahnya bukanlah soal defisit anggaran, melainkan ketidakadilan dalam struktur penerima subsidi BBM yang terjadi selama ini," kata Chatib.

Ia melihat, penikmat terbesar dari subsidi BBM dengan tingkat harga saat ini justru masyarakat menengah ke atas. Itulah yang menyebabkan, bagaimanapun, harga BBM bersubsidi harus dinaikkan.

Pendapat Chatib dibantah keras oleh Dolfie OFP, anggota DPR RI Komisi XI. Menurut Dolfie, berdasarkan data Polri, pengguna kendaraan pribadi di Indonesia mencapai 67 juta unit. Dari data tersebut, 20 persen adalah pengguna kendaraan roda empat, sedangkan 80 persen adalah pengguna kendaraan roda dua. Dari segi konsumsi BBM bersubsidi, 60 persen konsumen BBM bersubsidi adalah pemilik roda empat, sedangkan 40 persen adalah pemilik roda dua.

"Jadi bagaimana Anda bisa mengatakan penikmat terbesar BBM bersubsidi adalah orang mampu?" ujar Dolfie dengan keras.

Menanggapi hal ini, Chatib menjelaskan bahwa data Kementerian ESDM menunjukkan 92 persen konsumen BBM bersubsidi adalah pemilik kendaraan pribadi. Adapun pengguna angkutan umum hanya sebesar 8 persen. Menurutnya, masyarakat miskin pada umumnya mengalokasikan pengeluaran terbesarnya untuk kebutuhan makanan.

Apabila seseorang telah mampu mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk membeli kendaraan motor, maka ia punya pendapatan yang meningkat. "Jadi, pemilik kendaraan bukanlah termasuk warga miskin," kata Chatib. (Adhitya Himawan/Kontan)

Baca berita lainnya di Topik Subsidi BBM untuk Orang Kaya?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

    Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

    Whats New
    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Whats New
    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Spend Smart
    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Whats New
    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Whats New
    Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Whats New
    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Whats New
    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Whats New
    Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

    Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

    Whats New
    Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

    Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

    Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

    Whats New
    Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

    Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

    Whats New
    TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

    TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

    Whats New
    Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

    Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

    Whats New
    Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

    Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com