Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/06/2013, 15:54 WIB
EditorErlangga Djumena

KOMPAS.com - Orang mengenal Sahid Group di beberapa bisnis, namun namanya masyhur di perhotelan. Grup ini muncul kembali lebih segar ketika tepat hari ini, 1 Juni, berumur 60 tahun. Pendirinya, Sukamdani Sahid Gitosardjono, menuturkan kisah jatuh bangun bisnisnya hingga kini telah melepaskan kepada anak-anaknya.

Sejak 1995, Sukamdani (85) sudah mulai melepas kegiatan bisnisnya dan menyerahkan kepada anak-anaknya. Dalam wawancara dengan Kompas yang didampingi istrinya, Juliah, ia menuturkan kini hari-harinya diisi dengan senam dan mengurus pesantren.

Bagaimana Anda memulai bisnis?

Menjadi pengusaha adalah cita-cita saya sejak masih zaman perang. Tahun 1945, saat perang tidak ada logistik. Saya berpikir bagaimana memberi makan tentara walaupun saat itu didukung rakyat. Lalu saya berpikir mengumpulkan kain batik rakyat untuk ditukar dengan beras. Beras itu untuk makan tentara. Saat berperang tahun 1948-1950, saya juga jadi pengusaha. Tentara butuh makanan, lalu cari gaplek di Wonogiri dan kemudian gaplek ini ditukar dengan beras.

Bisnis di Jakarta?

Setelah perang, saya kembali bersekolah. Kemudian tahun 1952 pindah ke Jakarta dan mulai jadi pegawai negeri sipil di Kementerian Dalam Negeri. Tapi tidak kerasan. Saya ingin jadi pemimpin, lalu pindah menjadi pegawai swasta, namun saya juga sudah merintis usaha kecil-kecilan. Pada 27 Mei 1953, saya menikah dengan Juliah. Pada 1 Juni tahun yang sama saya menyewa tempat ini (Grand Sahid Jaya Hotel di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta). Istri mendukung untuk berwirausaha dengan membuat percetakan. Saya membeli dua alat percetakan dari tabungan. Juliah ini anak orang berada, tapi tetap mau berusaha.

Bisnis ini kemudian besar?

Saya senang berorganisasi. Dari usaha grafika, saya berinisiatif bikin kongres perusahaan percetakan Indonesia pada Juli 1956. Karena berorganisasi ini saya bertemu dengan Presiden Soekarno. Saya melihat hubungan dengan Presiden harus dibina. Bisnis percetakan bisa berkembang baik karena saat peralihan ibu kota dari Yogyakarta ke Jakarta banyak buku dan dokumen pemerintah yang harus dicetak. Saya mendapat banyak order. Bahkan order saya limpahkan ke Bandung, Semarang, hingga Surabaya. Saya dikenal pintar cari order.

Bila kemudian bisnis perhotelan, asal usulnya darimana?

Ceritanya, saya pernah terdampar di di Medan pada tahun 1960 karena penerbangan yang sedikit dan selalu penuh. Saya menginap di hotel cukup lama. Dari kejadian ini, saya berpikir bisnis hotel pasti dibutuhkan oleh negara yang baru merdeka. Saya memulai bisnis hotel di Solo. Investasi hotel dari usaha dagang kertas dan percetakan. Untuk membangun hotel, saat itu susah cari semen. Akhirnya saya beli semen selundupan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Setelah Libur Panjang, Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Analisisnya

Setelah Libur Panjang, Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Analisisnya

Whats New
Gaji Ke-13 ASN Mulai Cair Hari Ini, Simak Penerima dan Besarannya

Gaji Ke-13 ASN Mulai Cair Hari Ini, Simak Penerima dan Besarannya

Whats New
Dilema Program HIlirisasi

Dilema Program HIlirisasi

Whats New
Utang Pemerintah Tembus Rp 7.849 Triliun, Stafsus Menkeu: Sebagian Besar dalam Mata Uang Rupiah

Utang Pemerintah Tembus Rp 7.849 Triliun, Stafsus Menkeu: Sebagian Besar dalam Mata Uang Rupiah

Whats New
[POPULER MONEY] Daftar Terbaru 10 Orang Terkaya di Indonesia | Bos Garuda Indonesia soal Tertundanya Penerbangan Jemaah Haji

[POPULER MONEY] Daftar Terbaru 10 Orang Terkaya di Indonesia | Bos Garuda Indonesia soal Tertundanya Penerbangan Jemaah Haji

Whats New
Nasabah BRI Hari Ini Sudah Bisa Beli Tiket Indonesia Vs Argentina, Simak Caranya

Nasabah BRI Hari Ini Sudah Bisa Beli Tiket Indonesia Vs Argentina, Simak Caranya

Spend Smart
Cara Transfer BCA ke GoPay dan Sebaliknya

Cara Transfer BCA ke GoPay dan Sebaliknya

Spend Smart
Cara Beli Tiket Indonesia vs Argentina serta Syarat dan Harganya

Cara Beli Tiket Indonesia vs Argentina serta Syarat dan Harganya

Spend Smart
JK Bilang Pemerintah Bayar Utang Rp 1.000 Triliun, yang Benar Rp 902 Triliun

JK Bilang Pemerintah Bayar Utang Rp 1.000 Triliun, yang Benar Rp 902 Triliun

Whats New
Erick Thohir: Saya Mutar Lokananta Agak Bergetar

Erick Thohir: Saya Mutar Lokananta Agak Bergetar

Whats New
Kemenhub Berencana Kenakan Tarif bagi Pelajar, Lansia dan Disabilitas Naik Teman Bus di 10 Kota

Kemenhub Berencana Kenakan Tarif bagi Pelajar, Lansia dan Disabilitas Naik Teman Bus di 10 Kota

Whats New
PwC Indonesia: Prinsip ESG Harus Masuk ke Dalam Tujuan IPO Perusahaan

PwC Indonesia: Prinsip ESG Harus Masuk ke Dalam Tujuan IPO Perusahaan

Whats New
Kemenhub Ungkap Dua Pesawat Asing yang Terparkir Setahun di Bandara Kertajati Milik Prancis

Kemenhub Ungkap Dua Pesawat Asing yang Terparkir Setahun di Bandara Kertajati Milik Prancis

Whats New
PT Angkasa Pura Solusi Buka Lowongan Kerja hingga 13 Juni 2023, Simak Persyaratannya

PT Angkasa Pura Solusi Buka Lowongan Kerja hingga 13 Juni 2023, Simak Persyaratannya

Work Smart
Lotte Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk S1, Cek Syaratnya

Lotte Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk S1, Cek Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+